Hidup di negara empat musim memberi keuntungan untuk bisa menikmati warna warni musim gugur yang indah dan syahdu. Musim gugur merupakan peralihan dari musim panas ke musim dingin yang terjadi pada bulan September hingga November, dimana secara perlahan suhu udara menjadi semakin dingin.Â
Namun dibalik dinginnya suhu udara, musim gugur memberikan kesejukan pandangan mata karena dedaunan berubah warna dan bertransformasi dengan indahnya hingga memunculkan rasa syahdu dan hangat saat melihat daun-daun berubah menjadi warna merah, kuning, oranye dan coklat.
Dedaunan selama musim gugur menjadi warna warni karena persiapan dari pepohonan untuk menghadapi musim dingin. Dirangkum dari berbagai sumber, secara ilmiah di musim gugur pepohonan mulai berhenti menyediakan nutrisi dan air ke dedaunan. Proses tersebut ditandai dengan adanya perubahan warna dedaunan.Â
Perubahan warna ini terjadi karena selama musim panas warna hijau yang berasal dari klorofil mendominasi dedaunan. Ketika masuk musim gugur, klorofil terurai hingga memunculkan warna merah, kuning, oranye atau coklat.
Selama musim dingin pepohonan harus menghemat cadangan air dan energi. Oleh karenanya pepohonan menggugurkan dedaunan yang diakibatkan kurangnya cahaya dan air untuk melakukan proses fotosintesis.Â
Musim gugur juga menjadi momentum bagi pepohonan melakukan proses daur ulang dengan menggugurkan dedaunan ke tanah. Daun-daun yang jatuh akan menjadi pupuk untuk menghadapi musim semi.
Sejatinya menikmati kesyahduan musim gugur memberikan pelajaran bagi umat manusia dimanapun berada. Musim gugur mengajarkan pada manusia untuk dapat ikhlas menerima ketentuan yang digariskan Tuhan dalam kehidupan dengan merelakan sesuatu yang memang seharusnya pergi dan kemudian digantikan dengan sesuatu yang baru.Â
Dedaunan yang berguguran akan digantikan dengan dedaunan baru dan bunga-bunga yang cantik di musim semi. Â
Tidak hanya itu, melalui musim gugur manusia juga diajak untuk dapat melatih kesabaran guna mendapatkan hasil yang sempurna.Â