Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benarkah Agama Berpengaruh terhadap Kejahatan?

28 September 2023   17:39 Diperbarui: 28 September 2023   17:39 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan orang beranggapan bahwa agama merupakan sumber moral, yang mana diartikan bahwa orang yang taat beragama sudah pasti mempunyai budi pekerti yang baik. Padahal, agama bukanlah satu-satunya sumber moral, yang mana menurutku agama tidak ada kaitannya dengan moral seseorang. Bahkan, agama dan moral merupakan dua buah entitas yang mempunyai "jalan"nya masing-masing.

Nah, berhubung ada sebuah pemantik menarik soal agama dan moral, pada esai kali ini Saya tertarik untuk memberikan pandangan Saya terhadap agama dan moral yang selama ini selalu dikaitkan satu sama lain.

Pada sebuah video yang sempat viral beberapa hari yang lalu, terdapat sebuah tantangan dari Sujiwo Tejo kepada Ustad Das'ad untuk mengajaknya (ST) sholat. ST mengatakan bahwa dirinya selalu puasa (ramadhan), tapi tidak melakukan sholat, maka dari itu UD diminta oleh ST untuk membujuknya agar melakukan sholat.

Nah, alasan yang sangat konyol dari seorang ST karena tidak melakukan sholat yaitu, ia beranggapan bahwa banyak orang melakukan sholat tapi berbuat korupsi. Tentu saja banyak netter menghujamnya dengan berbagai macam cibiran dan kritikan, karena menurut netter sudah jelas bahwa sholat merupakan sebuah kewajiban.

Bab soal sholar dan korupsi yang diperkarakan oleh ST menurutku sangat cacat logika, karena ST menganggap bahwa orang yang sholat seharusnya tidak melakukan korupsi. Terlepas dari ST tidak pernah sholat atau hanya gimmick, menurutku alasan tadi tidaklah make a sense.

Agama dan moral merupakan dua hal yang mempunyai porsinya masing-masing, namun dipandang seolah bahwa keduanya harus seimbang. Nah, apakah yang ingin Saya sampaikan pada esai kali ini?

Agama dan ibadahnya merupakan hubungan personal antara manusia dan Tuhannya, sedangkan korupsi merupakan sebuah kejahatan. Tiap personal mau melakukan sholat atau tidak, puasa atau tidak, biarkan itu menjadi urusannya dengan Tuhannya.

Sedangkan kejahatan? Kejahatan tidak memandang usia, jenis kelamin, orientasi seksual, tingkat pendidikan, suku, dan lain sebagainya termasuk agama. Di luar sana banyak seorang ustad/kiyai/ulama yang melakukan kejahatan seperti pemerkosaan, pencurian, pembunuhan, hingga menebarkan narasi kebencian. Maka dari itu Saya tegaskan, agama dan moral bukanlah dua hal yang patut untuk disignifikankan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun