Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Susi, Laut, dan Kemiskinan Nelayan

26 Juli 2023   18:50 Diperbarui: 26 Juli 2023   18:54 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Saya sedang melakukan riset kemiskinan di Kota Pekalongan, nelayan kecil sangat mengeluhkan adanya monopoli yang dilakukan oleh kapal industri, sehingga membuat para nelayan kecil tidak bisa membeli solar subsidi. Coba bayangkan, untuk mendapatkan solar bersubsidi saja mereka susah, bagaimana mereka bisa bersaing dengan kapal besar GT di atas 150?

Nelayan kecil dengan GT 30 sampai 60 di Kelurahan Krapyak Lor Kota Pekalongan sudah pasrah dengan ketidaktersediaan solar subsidi, ditambah adanya monopoli yang dilakukan oleh kapal industri, justru semakin memperparah keadaan nelayan kecil di sana.

Kemiskinan dan Nelayan Kecil

Namanya Pak Ghofur, salah satu nelayan miskin di Gang Piala Kelurahan Krapyak Lor Kota Pekalongan. Beliau bercerita dengan kapal GT 30 miliknya tidak mampu mengcover kebutuhan hidup keluarganya, di mana ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 250.000 hanya untuk membeli solar subsidi, dan jika pada hari H solar itu tidak dibeli maka jatah solar subsidi akan hangus.

Pak Ghofur sering tidak berangkat melaut dikarenakan tidak tersedianya solar subsidi, selain itu, kendala lain yaitu dalam memperbaharui surat rekomendasi untuk membeli solar bersubsidi.

Beliau bercerita bahwa keberadaan kapal industri memperparah hasil tangkapannya, di mana ia hanya bisa mendapatkan "sisa hasil laut" imbas keberadaan kapal besar yang diizinkan kembali operasinya di wilayah ZEE.

Mirisnya, bukan hanya Pak Ghofur saja yang mengalami, selama riset mayoritas nelayan kecil mengeluhkan hal yang sama, dan mereka hanya bisa pasrah saja kepada Yang Maha Kuasa.

Bu Susi, Jangan Jual Harga Diri

Melalui tulisan singkat ini Saya ingin berpesan kepada Bu Susi yang katanya akan menjadi cawapres, janganlah buang profesionalitas dan harga diri demi jabatan. Indonesia membutuhkan sosok tegas seperti Bu Susi, namun yang tidak terikat dengan janji busuk perpolitikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun