Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Childfree dan Generasi Calon Ibu Latah

10 Februari 2023   19:44 Diperbarui: 10 Februari 2023   19:51 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial belakangan ini dihebohkan oleh opini dari salah satu influencer bernama Gita, yaitu yang menganggap bahwa tidak mempunyai anak adalah cara alami dalam mengatasi penuaan (kerutan di area wajah). Opini dari Gita itu pun menuai banyak reaksi dari netter, banyak dari mereka (netter) yang kecewa dengan pendapat Gita.

Baiklah, sebenarnya Saya juga ingin menanggapi pernyataan itu dari kemarin, namun baru mood untuk menulis sekarang. Hehehehehehe.

Childfree atau tidak mempunyai anak adalah sebuah pilihan, dalam zaman seperti sekarang ini sudah banyak wanita maupun pasangan suami -- isteri yang memutuskan untuk tidak mempunyai anak. Alasannya pun beragam, ada yang menganggap bahwa menjadi orangtua adalah tanggung jawab yang besar, ada yang menganggap bahwa bumi ini sudah penuh dengan populasi manusia, ada juga yang menganggap bahwa anak adalah "beban" seperti yang dikatakan oleh Gita dalam live streaming-nya.

Lantas, bagaimana dengan sejarah Childfree itu sendiri?

Istilah Childfree lahir pada akhir abad ke-20, yang diartikan sebagai sebuah keputusan untuk tidak memiliki anak, baik itu anak kandung, anak tiri atau anak angkat. Childfree juga identik dengan aliran kepercayaan bernama Maniisme, yang merupakan salah satu aliran kepercayaan yang bercirikan Gnostik (wikipedia). "Apa hubungannya Childfree dengan Maniisme?", Agustine sebagai salah satu pengikut kepercayaan Maniisme menganggap bahwa, membuat anak adalah salah satu sikap yang tidak bermoral sehingga menjebak jiwa-jiwa di dalam tubuh yang tidak kekal, dan untuk mengatasinya haruslah menggunakan alat kontrasepsi.

Pertama, memang benar, tidak ingin mempunyai anak adalah sebuah pilihan, dan kita semua wajb untuk menghormati pilihan itu. Namun yang sangat disayangkan dari pernyataan Gita yaitu, ia mengatakan bahwa tidak mempunyai anak merupakan cara alami untuk terhindar dari penuaan. "Not having kids is indeed natural anti aging." 

Coba kalian amati kalimat dari Gita, pernyataan itu kesimpulan dangkal dari dirinya sendiri. Ada kata "is", yang menegaskan bahwa tidak mempunyai anak adalah penangkal alami penuaan. Padahal kita semua tahu, nama-nama seperti Nia Ramadhani, Wulan Guritno, hingga Sophia Latjuba adalah nama-nama ibu dengan jumlah anaknya masing-masing, yang sampai saat ini masih terlihat awet muda.

Kesalahan berpikir Gita yang kedua yaitu, ia menganggap bahwa anak adalah beban. Wait, what? Berarti Gita sadar bahwa dirinya adalah beban bagi orangtuanya, dong? Justru memilih untuk mempunyai anak adalah beban yang sengaja dipilih oleh orangtua/calon orangtua, karena orangtua wajib memberikan serta memenuhi semua hak anaknya. Maka dari itu, anggapan bahwa anak adalah beban adalah kesalahan berpikir yang sangat kronis. Bahkan, jika sang anak hanya pengangguran, atau bahkan cacat dari lahir, tetap saja tidak bisa disebut dengan beban. Kenapa? Kembali lagi, orangtua-lah yang mengingikan seorang anak, bukan seorang anak yang ingin "dibuat" agar bisa melihat indahnya dunia ini.

Kesalahan berpikir Gita yang ketiga yaitu, ia merespon salah satu komentar dari netter dan mencacinya sebagai korban gizi buruk (stunting). Jika dalam ilmu filsafat logika, respon/umpatan dari Gita masuk ke dalam cabang kesesatan berpikir (logical fallacy) jenis Strawman. Di mana ia tidak bisa menjawab argumen dari lawan bicara, malah menyerangnya secara personal (mengatakan korban stunting). Orang dengan pola pikir demikian jelas masuk ke dalam kategori Idols of The Cave, di mana ia merasa bahwa pendapatnya yang paling benar.

Saran dari Saya, jika kalian ingin Childfree, ya sudah silahkan saja. Tapi jangan sampai untuk mengajak orang lain bahkan mencaci mereka yang mempunyai anak, jadikan Childfree layaknya sebuah kepercayaan pada umumnya yang bersifat personal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun