Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sihir Cinta Penguasa Bima Sakti

9 Maret 2021   18:54 Diperbarui: 9 Maret 2021   19:14 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar via wallpaper-mania.com

Gelap menguasai bima sakti yang tampak bersemangat, menghidupkan bintang-bintang yang tak punya kuasa atas matahari. Berjalan melingkar membentuk rasi bintang, Aku tanamkan jalan panjang untuk kau ikuti. Berdansa denganku ketika waktunya tiba, bercerita bersamaku memperkenalkan makhluk fana yang tak dikenal sebelumnya. Berdua, memandangi warna yang sama. Berdua, tidur di bawah bayang-bayang pertunjukan astromeda.

Aku penasaran, kenapa di bumi ada siang dan malam, air dan api, hujan dan kemarau. Sedangkan di Pluto suhunya minus 203 derajat celcius, hampir tak tersentuh sinar matahari, sendirian di ujung tata surya.

Kenapa pula bintang menciptakan lubang hitam, padahal keindahannya sangat mempesona. Sengaja hilang dari peradaban, seperti pembunuh yang menutupi jejaknya. Sedang rasi bintang itu abadi, dikenang oleh sejarah, menjadi bukti tangguhnya melawan waktu.

Sayangku, mendekatlah. Tak ada yang berani mengusik keberadaan kita, sekalipun asteroid yang dapat menghancurkan bumi. Akan Aku ciptakan nada-nada harpa yang indah, sebagai bukti betapa kedatanganmu selalu Aku tunggu. Menyusuri setiap helai rambut wangimu, menciumi aroma kupingmu, berdua memejamkan mata bersama cerianya altair mengkudeta aquilina.

Memang benar dunia milik orang yang sedang jatuh cinta, tapi bima sakti? Mutlak hanya milik kita. Tak ada yang mampu untuk mengalahkan sihirku, tak ada yang mampu menghunuskan pedang ke jantungku, dan tak akan pernah ada yang mampu menjelajahi hatiku selain Kamu.

Bertahtalah di hatiku, wahai kasih. Tak ada yang mampu untuk menggoyahkan kesetiaanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun