Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Benang Merah Isu LGBT di Kalangan Manusia dan Hewan

23 Februari 2021   19:48 Diperbarui: 23 Februari 2021   20:05 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar via riolan.id

Orientasi seksual yang terdapat di kalangan LGBT bukanlah sebuah penyakit, bukan pula sebuah kejahatan, melainkan sebuah hukum alam yang memang tercipta dengan sendirinya. Entah itu karena hormon seksual, genetik, hingga struktur otak. Yang disebut kejahatan adalah perilaku memerkosa, berbuat asusila, hingga hasrat membunuh demi menguasai materi.

Dan jika perilaku sesama jenis dibilang sebuah penyakit, menurut Saya juga tidak tepat, karena setiap makhluk pasti mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Stigma "penyakit" menurut Saya adalah stigma yang terjahat yang dilontarkan oleh mereka sebagai kaum mayoritas, karena menganggap yang minoritas sebagai kaum yang berbeda sehingga sikap diskriminasi sering terjadi. 

Sedangkan suntik hormon hingga terapi ruqyah, menurut Saya tidaklah efektif, karena setahu Saya, suntik hormon hanya mempengaruhi beberapa persen saja, dan setiap tahun efek itu berkurang dengan sendirinya sehingga diperlukan suntik hormon yang rutin agar mereka yang mempunyai perilaku sesama jenis dapat menjalin hubungan dengan lawan jenis. Sedangkan ruqyah? Terapi itu juga tidak efektif karena tidak memiliki implikasi yang signifikan untuk jangka panjang.

Kesimpulan dalam tulisan kali ini adalah, perilaku hubungan sesama jenis merupakan "hukum alam" yang memang terjadi kepada 'beberapa' makhluk hidup (hewan dan manusia) yang ada di bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun