Hai, sudah lama kita tak saling bicara, tak lagi bertatap muka. Apa kabar, manisku? Sosok yang dulu selalu hadir ketika Aku terjatuh, gelisah, dan butuh pertolongan. Sosok yang dulu senantiasa mengagumiku. Sosok yang dulu melelapkan amarahku.
Aku mencoba mengingat, tapi memoriku telah rusak. Sehebat badai petir Aku mengingatmu, tapi selalu kalah oleh pecundang hina. Tak terbayang, betapa lelah ini mengejar bayangmu, yang kian lama kian samar, dan menjauhiku. Betapa lara ini merasuki nadi hingga jantungku, membuatku terkapar tanpa tenaga, tanpa apapun.
Lihatlah, betapa terkoyak-koyak jasad ini mencarimu, yang ke mana pun Aku pergi, tak jua nampak kasih sucimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H