Seseorang pernah memanggilku pelacur, "hei kau jalang sialan". Seseorang pernah menghakimiku, "dasar anak haram".
Sesekali hati ini teriris. Asa ini tersayat. Bahkan dunia seakan kiamat.
Aku terus berjalan, dan terus mendengar, "anjing kau". Aku terus melangkah, tak ku hiraukan air berjatuhan, "cuih, cuih. Najis kamu manusia!".
Pernah aku merasa putuh asa. Hidup tiada guna. Cerca terus melekat. Duka terus menjerat.
Tapi aku sadar. Tiada guna membalas. Tiada penting mendendam.
Karna tujuan ku hidup bukan mereka. Bukan membuat mereka bangga. Tapi membuat kedua orang tuaku tersenyum bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H