Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Nyanyian tentang Gelap

25 Juli 2020   16:42 Diperbarui: 25 Juli 2020   16:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image via The Missing Reel

Dalam setiap detik waktu yang terus berjalan, di saat semua orang semakin sibuk dengan usia mereka yang betambah matang, ada orang yang banyak menghabiskan waktunya untuk berpikir. Berpikir kenapa kenyataan hidup tak selalu mulus. Berpikir kenapa jalan hidup mereka berbeda dengan kebanyakan orang. 

Cita-cita yang dulu diidamkan tak kunjung terlaksana. Bahkan sekedar menyapa pun, tak sempat. Dan bila mana malam mulai gelap, mata-mata merana semakin kuat terjaga. Di tengah heningnya malam, di tengah dinginnya udara tak bertuan, mereka selalu berikhtiar kepada Sang Tuhan. 

Melalui sembayang, do'a, pujian, dan hal-hal lain yang mereka bisa. Harapan dan harapan pun selalu muncul, berharap akan segera tiba masanya bagi mereka untuk bahagia.

Di dalam hidup yang serba fana ini, pertanyaan-pertanyaan selalu datang dari mereka yang kurang beruntung, dan dari mereka yang tidak beruntung. Kenapa Tuhan menempatkanku pada posisi ini? Kenapa Tuhan tidak mengabulkan do'aku? Kenapa Tuhan menakdirkan Aku begini? Dan setelah pertanyaan-pertanyaan tendensius itu terlontar, mereka masih saja tetap setia berharap kepada Tuhan. Berharap suatu saat keajaiban akan datang, membawa perubahan bagi hidup mereka.

Sayangku, ada kalanya kita berharap, dan terus berharap agar kita memiliki motivasi dalam hidup. Tak ada yang salah dengan kegagalan, karena semua manusia pernah merasakan yang namanya kegagalan. 

Dan jika Kau masih terus berjuang, lanjutkan! Tak akan ada yang namanya kesia-siaan selama Kau masih percaya, dan yakin suatu saat Kau akan tersenyum bahagia, melihat hasil dari perjuanganmu selama ini.

Ketika di suatu masa nanti Kamu dapati, orang-orang yang jalannya terseok, terengah-engah nafasnya, menggigil di kala malam datang, dan perut perih ketika kelaparan, dekatilah mereka. Mengajak mereka berbicara tidak akan mengurangi harga dirimu. 

Duduk bersama dengan mereka tidak akan membuatmu masuk ke dalam neraka. Dan sekiranya Kau ada kuasa lebih, tak ada salahnya Kau berikan kuasamu bagi mereka. Mereka yang benar-benar membutuhkan, mereka yang selalu ditampar oleh ganasnya kenyataan, mereka yang selalu gigih berjuang walau semua orang memandangnya hina.

Kehidupan tak akan berjalan jika semua orang berdiri sendiri-sendiri. Kehidupan tak akan berjalan jika semua orang mati nuraninya. Kelaparan, kemiskinan, kebodohan, bahkan juga pembunuhan. Semua itu akan terus ada, berlanjut, dan semakin parah jika semua orang mengabaikan orang yang lainnya. 

Manisku, percayalah pada suatu saat nanti, ketika matahari berhenti bersinar, dan bumi berhenti berputar, ketika semua orang lari teramat kencang, dan banyak diantaranya yang tertimpa reruntuhan, maka disitulah akan nampak dengan jelas yang namanya kebaikan. 

Mereka yang menolong walau nyawa sudah sekarat ingin beristirahat, walau darah mengucur deras yang melemahkan tenaga, akan selalu ada orang yang senantiasa memperhatikan orang lain. Bayangkanlah kasihku, betapa berharganya hidup ini jika semua orang peduli, jika semua orang mengasihi, walau hanya melalui sesuap nasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun