Tapi jangan senang dulu. Jangan kalian lupakan hukum alam. Manusia memiliki nafsu, yang tadinya hidup individu, akan membentuk kelompok, menentukan kepala kelompok/suku. Kemudian menginvansi kelompok lain, melakukan perluasan wilayah, melakukan penjajahan, memberlakukan perbudakan. Hingga akhir akan tercipta monarki, kemudian melahirkan pemberontakan.
Akhirnya muncullah istilah-istilah feodal, borjusi. Kemudian melahirkan Komunisme, Sosialisme, Feminisme, Kapitalisme, Liberalisme, dan tak lupa pula Anarkisme. Dunia yang sebelumnya tidak ada apa-apa, akan kembali melahirkan modernisme.
Kehidupan akan selalu begitu, karena fasenya memang begitu. Suatu saat kita akan menghilang satu per satu, musnah satu per satu, dan terlahir kembali satu per satu. Dari tidak ada, menjadi ada, dan kembali ke tidak ada.
Orang-orang banyak yang tidak menyadari, bahwa kehidupan alam semesta mempunyai aturannya sendiri. Dan banyak orang tidak menyadari, bahwa Bima Sakti begitu luas. Sehingga banyak dari mereka yang masih terperangkap dalam pemikiran yang Maha Rumit.
Banyak dari mereka yang masih ribut soal agama, ideologi, suku, dan berlomba untuk memegang kendali. Eksistensialisme memang nyata, sensasi yang dirasa pun tiada terkata. Tapi hal apa yang berada di baliknya? Tak ada yang tahu.
Ada orang yang mati demi merebut kekuasaan. Ada orang yang rela kehilangan identitas demi menjadi terkenal. Dan ada pula orang yang rela melakukan apapun demi perasaan Yang Maha Ilusi.
Ya, memang di dunia ini banyak sekali orang-orang yang masih terkurung dalam pikirannya sendiri. Dan banyak terjadi pula, orang Anarkisme menganggap bahwa ideologinya yang paling benar.
Umat Islam menganggap agamanya yang paling benar. Memang, semua orang berhak mengklaim bahwa apa yang diyakininya yang paling benar. Tapi mereka tidak tahu saja, bahwa Ibu Bumi lah Yang Maha Abadi, bahwa hukum alam lah yang paling kuat.
Revolusi Anarkisme selamanya akan menjadi mimpi, yang akan membuat mereka klimaks dan basah di alam tanpa kesadaran. Karena kebanyakan dari anak mudanya tidak menyadari, bahwa dunia ini teramat luas, Bima Sakti tak terhingga spekulasinya. Dan kehidupan ini tidak semudah teori dalam buku.
"Jika kau ingin menghancurkan, maka kau harus berani untuk menata ulang." Hara Nirankara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H