Mohon tunggu...
Hara Nirankara
Hara Nirankara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis Buku | Digital Creator | Member of Lingkar Kajian Kota Pekalongan -Kadang seperti anak kecil-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagi Lewat Rumah Depresi

25 Januari 2020   16:12 Diperbarui: 25 Januari 2020   16:09 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah Depresi | Dok. pribadi

Rumah Depresi adalah sebuah wadah bagi mereka yang membutuhkan 'pendengar' bagi semua keluh kesah mereka. Rumah Depresi digagas oleh saya sendiri (Hara Nirankara) pada 24 Januari 2020, dan tanpa campur tangan siapapun. Alasan saya membuat Rumah Depresi ada;ah, karena saya merasa miris dengan semakin banyaknya kasus bunuh diri yang diakibatkan oleh bullying, mental illness, dan juga tekanan dari orang-orang sekitar. Saya mengajak kalian semua yang meras putus asa, merasa tidak dihargai oleh orang-orang, untuk berbagi cerita dengan saya. Dan saya pun bersedia memberikan masukan jika dibutuhkan.

Memang, background pendidikan saya tidak ada hubungannya dengan psikologi. Saya hanya lulusan Fakultas Ekonomi dengan program studi Manajemen di Universitas Pekalongan. Tetapi saya memberanikan diri untuk membuat Rumah Depresi karena saya pernah berada di posisi yang sama. Sejak sekolah dasar hingga sekolah kejuruan, saya sering dibully, bahkan dulu pernah ditampar oleh teman saya. Saya pun mendapatkan tekanan dari orangtua dan kakak saya di rumah. Saya harus mengikuti kehendak mereka, saya dilarang untuk hidup merdeka dengan pikiran saya sendiri.

Ketika dewasa, tekanan yang saya alami belum hilang, bahkan hingga saat ini saya sedang mengalami sebuah masalah yang sebenarnya sudah membuat saya gila. Ya, seharusnya saat ini saya sudah gila, tetapi entah mengapa saya masih bertahan hingga saat ini.

Saya bukan seorang kutu buku, tetapi saya suka sekali membaca buku, terutama yang beraliran filsafat. Saya suka sekali dengan hal-hal yang berkaitan dengan spiritual. Mungkin karena hal itulah saya masih bisa bertahan hingga sekarang. Saya pernah berpikir untuk bunuh diri, pernah melukai diri sendiri. Saya juga terkadang iri dengan kehidupan orang lain. Dan ketika rasa gelisah itu terus datang, entah mengapa saya seolah berbicara dengan diri sendiri, "untuk apa?  Kenapa? Bagaimana bisa?" pertanyaan-pertanyaan terus saja muncul. Dan pada akhirnya saya menemukan sebuah jawaban yang bisa membuat saya bertahan hingga saat ini.

Saya sudah terbiasa berbicara dengan diri saya sendiri, setiap saat saya selalu mencoba untuk mengenal diri saya sendiri. Saya semakin sadar dengan adanya alam bawah sadar dan sugesti. Maka jalan satu-satunya yang dapat menyelamatkanku adalah dengan menerima kenyataan, berdamai dengan kenyataan.

Ya, saya harus berdamai dengan kenyataan bahwa saya hidup dalam keluarga yang penuh dengan tekanan, saya harus berdamai dengan kenyataan bahwa saya ini berbeda, saya harus menerima kenyataan hidup yang sedang saya alami. Saya terus saja mensugesti diri saya sendiri dengan hal-hal yang positif, dengan pikiran-pikiran yang positif, dengan kegiatan yang positif. Karena dengan begitu, saya dapat mengendalikan diri saya sendiri dan semakin mengerti tentang arti hidup. Saya selalu berharap, semoga orang-orang di luar sana yang mendekati gila terhindar dari tindakan bunuh diri. Dan karena saya tahu persis, orang-orang yang seperti itu hanya butuh didengarkan.

Nah, bagi kalian yang ingin berbagi dengan saya, bisa mengirimkan email ke rumahdepresi@yahoo.com dengan mencantumkan subjek sesuai permasalahan yang sedang dihadapi. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun