Satu detik, dua detik, tiga detik
Satu minggu, dua minggu, tiga minggu
Bagai hidup tanpa alas, tanpa dasar
Selayak paradoks di awang-awang
Bercinta tidak hanya tentang rasa
Berkawan tidak hanya tentang bentuk
Berbicara tidak hanya tentang ego
Beragama tidak banya tentang dendam
Kekasih Tuhan hari ini berduka
Malaikat tak sanggup untuk berbicara
Ketika ada sebuah manusia
Yang merasa paling layak mencium surga
Satu tahun, dua tahun, tiga tahun
Satu dekade, dua dekade, tiga dekade
Bahkan mungkin sepuluh abad selanjutnya
Persoalan ini akan tetap ada
Bercerita tentang manusia dan manusia
Agama dan agama
Suku dan suku
Tuhan dan Tuhan
Langit berduka, namun tak kuasa
Angin beramarah, namun tak berdaya
Bumi terluka, namun tak melawan
Agama terhina, namun tak bisa melawan
Agama biarlah menjadi agama
Manusia tetaplah menjadi manusia
Namun belakangan, manusia memperkosa Tuhannya
Menelanjangi dan memaksa Tuhannya untuk putus asa
Hakikat Tuhan sudah jadi hakikat manusia
Kuasa Tuhan direbut paksa oleh manusia
Disuruhnya untuk tunduk, menyulam mulut yang biasa bersabda
Dan terlukalah Sang Maha Kuasa, karena telah cacat dibuat oleh manusia