Mohon tunggu...
Hng Hui Yee Zoe
Hng Hui Yee Zoe Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Dalam Menghadapi Ancaman Disintegrasi

18 September 2023   19:52 Diperbarui: 18 September 2023   20:23 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa sih kita perlu memperhatikan tentang integrasi dan disintegrasi yang terjadi pada bangsa Indonesia?  Seperti kutipan ini yang mengatakan bahwa "Kekuatan suatu bangsa terletak pada kemampuannya untuk melawan disintegrasi dan memupuk integrasi." Distintegrasi sendiri merupakan hal yang sangat jarang kita bahas pada kehidupan bermasyarakat, namun dampaknya tentu sangat besar dalam kehidupan kita. Karena dengan kita berintegrasi, Indonesia dapat tetap utuh dan menjadi negara yang maju oleh karena perilaku masyarakatnya. Sedangkan disintegrasi itu sendiri merupakan salah satu bukti nyata awal mula terjadinya perpecahan dalam suatu bangsa atau negara.

Sejak kemerdekaan Indonesia, Indonesia telah membangun hakikat integrasi didalam masyarakatnya. Segala keegoisan dan kepentingan individu dikesampingkan demi menjaga keutuhan negri kita, Indonesia. Hakikat integrasi sendiri memiliki arti inti dari proses menggabungkan berbagai elemen yang berbeda menjadi satu kesatuan yang lebih besar. Integrasi terutama mengacu pada penggabungan unsur-unsur yang berbeda, seperti individu, kelompok, budaya, atau bahkan negara, untuk menciptakan keselarasa dan persatuan di antara mereka.

Meskipun Indonesia telah mencapai kemerdekaan. Proses integrasi nasional tetap menjadi tantangan yang berkelanjutan. Masih banyak pemberontakan yang terjadi setelah kemerdekaan terjadi. Salah satu contoh dari permasalahan integrasi nasional adalah Pemberontakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang berlangsung pada tahun 1949 hingga awal 1960-an. Pemberontakan ini dipimpin oleh sekelompok orang yang berharap agar terlaksananya penerapan hukum Islam secara ketat di Indonesia. Konflik ini mencerminkan ketegangan antara pemerintah yang berusaha menjaga negara sebagai negara kesatuan yang mengutamakan keberagaman agama dengan penerapan Pancasila sebagai dasar negara, sementara sebagian kelompok mendukung ideologi yang lebih eksklusif.

Selanjutnya, masalah integrasi nasional juga tercermin dalam gerakan separatis di Aceh. Gerakan ini ada sejak masa kolonial dan mencapai puncaknya pada awal 2000-an. Konflik Aceh mencerminkan bagaimana ketidakpuasan terhadap pemerintahan pusat dapat mendorong kelompok-kelompok untuk memperjuangkan otonomi yang lebih besar atau kemerdekaan masing -- masing daerah.

Pemberontakan -- pemberontakan yang terjadi menunjukkan bahwa integrasi nasional di Indonesia adalah sebuah permasalahan yang tetap dapat terjadi jika integrasi tidak dijalankan. Pemberontakan ini tidak hanya melibatkan faktor politik, tetapi juga budaya, sosial, ekonomi, dan sejarah. Beberapa solusi yang dapat kita berikan pada permasalahan ini adalah, pemerintah harus berupaya lebih keras untuk memahami aspirasi dan kebutuhan berbagai kelompok di seluruh Indonesia, serta menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pemerintah memiliki peran utama dalam mengupayakan solusi ini. Inilah solusi -- solusi nyata yang dapat dilakukan. Pertama, pemerintah harus terus memprioritaskan pendidikan yang mempromosikan nilai-nilai nasional, pluralisme, dan toleransi. Dengan pendidikan yang kuat, masyarakat dapat lebih memahami kekayaan budaya dan keberagaman Indonesia, dan ini dapat membantu meredam konflik serta meningkatkan rasa persatuan.

Selanjutnya, pemerintah harus mengadopsi kebijakan yang mendukung pembangunan ekonomi yang merata di seluruh wilayah Indonesia. Ketidaksetaraan ekonomi dan Pembangunan juga memicu pemberontakan. Ini salah satu akar ketegangan sosial, dengan menciptakan peluang ekonomi di daerah-daerah yang terpinggirkan.

Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengatasi ancaman disintegrasi. Masyarakat harus berkomitmen untuk mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan.

Sebagai pelajar, kita juga memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi dalam upaya menjaga integrasi nasional. Pelajar dapat memanfaatkan pendidikan mereka untuk memahami dan menghormati keberagaman budaya, agama, dan etnis di Indonesia. Selain itu, pelajar juga dapat berperan sebagai duta -- duta yang dapat mengajarkan satu sama lain sebagai pelajar mengenai toleransi.

            Kita dapat menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia harus memperhatikan integrasi dan mencegah disintegrasi, ini adalah suatu keharusan yang tak terbantahkan. Sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya, agama, dan etnis, menjaga kesatuan dan persatuan adalah kunci untuk menjaga stabilitas dan kemajuan bangsa ini. Seperti yang dikatakan dalam kutipan, "Kekuatan suatu bangsa terletak pada kemampuannya untuk melawan disintegrasi dan memupuk integrasi."

Dalam hal ini, peran pemerintah merupakan yang utama dalam Upaya mejaga integrasi. Dalam segi edukasi yang memperlihatkan nilai-nilai pluralism, toleransi, dan keberagaman yang harus selalu di dorong atau dihimbaukan kepada Masyarakat. Selain itu, Pembangunan infrastruktur yang merata dan kebijakan otonomi daerah tentunya dapat membatu bangsa Indonesia untuk mengurangi kesejangan dan ketegangan sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun