Mohon tunggu...
Hnaa W
Hnaa W Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi, Mata Pencaharian Hidup dari Sanggar Dongeng Anak di TBM Asmania

19 Juli 2018   14:40 Diperbarui: 19 Juli 2018   14:53 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc. Pribadi (Anak-anak sedang mendengarkan dongeng)

Mahasiswa yang tergabung dalam tim PKM Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta dengan Ketua Yora Harlistyarintica yang beranggotakan Ririn Nikmatul Kuffa, Sigit Apriyanto, dan Susi mengagas kegiatan untuk mengenalkan mata pencaharian hidup (bertani dan beternak) melalui program berjudul Literasi Budaya melalui Sanggar Dongeng Anak. 

Program Literasi Budaya melalui Sanggar Dongeng Anak merupakan program PKM 5 Bidang yang didanai Ditjen Belmawa Kemristekdikti tahun 2018. Program dilaksanakan di Taman Bacaan Masyarakat Asmaina (TBM Asmaina) tepatnya di Dusun Plumbon Tengah, Mororejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta yang berlangsung sejak bulan April sampai Juni 2018. Sasaran program ini adalah anak usia 4-8 tahun.

Program Literasi Budaya melalui Sanggar Dongeng Anak merupakan kolaborasi kerja antara mahasiswa dengan pihak TBM Asmaina. TBM Asmaina merupakan sebuah tempat Taman Bacaan Masyarakat yang dikelola langsung oleh pemuda setempat. 

Ririn Nikmatul Kuffa salah satu anggota kelompok menjelaskan bahwa program Literasi Budaya melalui Sanggar Dongeng Anak merupakan usaha sistematis untuk mengenalkan mata pencaharian  (bertani dan beternak) sejak dini melalui metode mendongengkan cerita kepada anak-anak sebagai warisan budaya dan sekaligus kaderisasi generasi penerus yang peduli terhadap warisan budaya (bertani dan beternak).

Dongeng yang diceritakan berupa pengenalan lahan pertanian, kegiatan bertani, jenis hewan ternak, dan kegiatan beternak. Selain mendengarkan dongeng, anak-anak juga diajak untuk membuat media dongeng berupa boneka tangan dari kain flanel (dibuat berbentuk hewan ternak) dan boneka wayang dari kardus bekas (dibuat berbentuk seorang petani). 

Kemudian anak-anak juga diajak untuk berkaryawisata mengunjungi lokasi pertanian dan peternakan yang ada di Desa Mororejo. Hasil dari kegiatan ini adalah anak mampu menggambar dan bercerita tentang mata pencaharian (bertani dan beternak). Hasil cerita anak tersebut kemudian ditulis oleh Tim PKM yang dikumpulkan untuk dibukukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun