Malang - Dalam kegiatan kuliah daring di Universitas Muhammadiyah Malang khususnya jurusan PGSD, perlu dilakukan beberapa hal agar terciptanya belajar dan mengajar efektif dan nyaman.Â
"Jika dibilang strategi kuliah daring pastinya memiliki plus minusnya, plus yaitu ketika mau tidak mau dosen harus bisa dan menguasai bidang IT dengan baik sehingga strategi yang diberikan itu memang sulit, sulit itu dalam artian ketika harus memotivasi mahasiswa dari aspek afektifnya, mungkin yang bisa disampaikan aspek-aspek kognitifnya saja ketika daring saat ini.Â
Sehingga strategi yang harus dilakukan oleh dosen itu adalah rajin-rajin memberikan LK (Lembar Kerja), kemudian juga terdapat monitoring dan umpan balik dari dosen hal itu yang terpenting, karena kalau dilepas mahasiswa pastinya akan menyepelekan, karena mahasiswa menganggap bahwa kewajibannya telah usai". Tutur Dr. Endang Poerwanti, M.Pd dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran SD. Â Â
Beliau juga mengungkapkan perasaannya saat diharuskan pembelajaran daring. "Awalnya juga menganggap suatu kecelakaan yang tiba-tiba di tatap pada satu keadaan itu kan juga tetap ada perasaan grogi, dikatakan grogi bukan maksudnya grogi tidak mau melaksanakan tetapi bagaimana menghasilkan hasil yang terbaik dengan model yang berubah". Ujar Bu Endang. Â
Dalam pembelajaran kuliah daring bukan hanya mahasiswa yang mengalami kesulitan, dosen juga mengalaminya. Seperti harus memotivasi mahasiswa dari aspek afektifnya, sementara yang disampaikan dosen hanya dari aspek kognitifnya (pengetahuan) saja, jadi untuk menyampaikan sikap afektif dan psikomotorik (sikap dan keterampilan) sangat sulit ketika daring saat ini, apalagi di PGSD banyak sekali mata kuliah yang memang perlu di praktikkan, misalnya saja di mata kuliah seni budaya, di dalam mata kuliah tersebut terdapat praktek tari, membatik dan mata kuliah lainnya.
Selama kuliah daring ini memiliki kelebihan dan kekurangan seperti yang dikatakan saat wawancara Bu Endang "Waktu mengajar dengan kegiatan saya dirumah, justru lebih fleksibel karena bisa melakukan kegiatan dalam waktu bersamaan.Â
Adapun kekurangannya seperti mahasiswa sendiri sering telat join meet. Walaupun begitu dosen tetap semangat dalam mengajar. Jadi guru itu akan menjadi guru selama dia hidup dan itu juga yang saya terapkan kemudian saya juga mencoba untuk menyesuaikan dengan teman-teman seumuran mahasiswa, kata Bu Endang kembali. Â
Setelah diberlakukannya Work From Office setelah lamanya Work From Home, Jurusan  PGSD UMM sendiri itu sampai dilarang oleh fakultas, setiap harinya dosen yang datang ke kampus kurang lebih 15 dosen, karena memang semangat kebersamaan PGSD yang saya acungi jempol. Dari awal pandemi dosen PGSD memang sudah ada jadwal piket namun terkadang dosen PGSD yang tidak piket pun datang ke kampus, tutur Bu Endang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H