Repot! Laporan keuangan sangat repot. Mayoritas masyarakat pasti berpikir laporan keuangan sangat repot dan pelik. Apalagi bagi seorang petani, yang pencatatan keuangannya hanya dari pendapatan dan beban tanpa memisahkan dengan keuangan pribadi. Padahal, penting bagi pelaku usaha untuk mengetahui yang mana keuangan pribadi dan keuangan usaha agar mereka dapat mengetahui keuntungan sebenernya yang diperoleh dari periode tersebut.
Mengetahui demikian, Tim PPK Ormawa FEB UNEJ gelar pelatihan hingga praktik keuangan bagi petani kopi desa Karangpring. Pelatihan ini dilaksanakan dua kali pada akhir bulan Juli 2024 dan dihadiri lebih dari 25 orang. Pelatihan pertama diawali dengan pengenalan secara sederhana mengenai aset, liabilitas, ekuitas dan laporan keuangan kepada para petani. Untuk mengukur tingkat pemahaman petani, tim PPK Ormawa FEB UNEJ menggunakan pre test dan pro test dan hasilnya sangat menakjubkan! >60% petani mengalami peningkatan pemahaman yang signifikan mengenai keuangan secara sederhana.
Pelatihan kedua berisi praktik secara langsung pada media modul akuntansi keuangan yang telah disediakan oleh tim PPK Ormawa, petani kopi sangat antusias mengisi modul sesuai dengan keuangan usaha yang sedang mereka jalani. Tak hanya itu, di akhir sesi tim PPK Ormawa juga mengenalkan “sikepi” yaitu aplikasi yang diinisasi oleh tim PPK Ormawa bersisi pencacatan keuangan yang mudah dan praktis bagi para petani. “Bagus mba/mas, kami bisa tau pendapatan dan beban sesungguhnya dari usaha kami” ucap Pak Ahmadi selaku ketua RT di Desa Karangpring. Penanaman konsep mengenai keuangan ini sangat penting diterapkan kepada petani sebelum dilaksanakan praktik secara riil di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H