Di tengah perkembangan zaman yang begitu dinamis, kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dihadapkan pada beragam tantangan yang kompleks. Kehidupan kontemporer membawa tantangan baru bagi kader HMI, mulai dari derasnya arus informasi hingga perubahan sosial dan politik yang semakin cepat. Kondisi ini menuntut kader HMI untuk mampu beradaptasi tanpa kehilangan identitas dan jati diri sebagai generasi muda yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan nasionalisme.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh kader HMI di era ini adalah bagaimana membumikan konstitusi HMI di tengah gaya hidup modern. Konstitusi HMI, yang merupakan dasar utama organisasi ini, memuat nilai-nilai keislaman dan kebangsaan yang luhur. Namun, memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari tentu tidak selalu mudah. Misalnya, dalam menghadapi pergaulan yang semakin bebas dan terbuka, kader HMI perlu memiliki sikap yang kuat agar tetap konsisten pada prinsip yang diajarkan dalam konstitusi, sembari tetap relevan dengan perubahan di sekitar mereka.
Selain membumikan konstitusi, memahami dan menjalankan Khittah HMI juga menjadi kunci bagi kader dalam menghadapi tantangan zaman. Khittah HMI adalah landasan moral dan ideologis yang menjadi pedoman bagi setiap kader dalam bersikap dan bertindak. Di tengah era digital dan globalisasi yang sering kali menjauhkan nilai-nilai tradisional, kader HMI perlu memiliki pemahaman mendalam akan Khittah ini agar mereka dapat menjaga integritas dalam menjalankan aktivitas organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari. Khittah ini menjadi pengingat bagi kader bahwa HMI bukan sekadar organisasi mahasiswa, tetapi juga wadah untuk mengasah spiritualitas, intelektualitas, dan kepedulian sosial.
Adaptasi kader HMI di era kontemporer juga mencakup kemampuan untuk memahami dinamika sosial-politik yang berkembang cepat, terutama di Indonesia. Sebagai kader yang mengemban misi dakwah dan keilmuan, mereka dituntut untuk peka terhadap isu-isu sosial, lingkungan, hingga tantangan politik yang dihadapi bangsa. Misalnya, isu-isu mengenai hak-hak masyarakat, keadilan ekonomi, dan pembangunan yang berkelanjutan merupakan topik yang membutuhkan sikap kritis dari kader HMI. Dalam hal ini, kader HMI perlu mampu bersuara dengan sikap yang bijak, intelek, dan tetap berlandaskan nilai-nilai Islam serta konstitusi HMI. Melalui berbagai pelatihan, diskusi, dan kegiatan keorganisasian, kader HMI diharapkan mampu mengasah keterampilan adaptasi ini tanpa meninggalkan identitas mereka sebagai kader yang religius dan progresif. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan tidak hanya melatih mereka menjadi intelektual muda yang kritis, tetapi juga memperkuat solidaritas antar kader dalam menghadapi tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam organisasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI