Mohon tunggu...
Hmi Jombang
Hmi Jombang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Semangat Kemerdekaan Semangat Perempuan

17 Agustus 2015   11:31 Diperbarui: 17 Agustus 2015   11:43 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEMANGAT KEMERDEKAAN SEMANGAT PEREMPUAN

               Tepat tanggal 17 Agustus 2015 kita merayakan Kemerdekaan Bangsa Indonesia, merupakan hari yang sacral bagi bangsa kita, 70 tahun yang lalu pada hari jum’at legi 17 Agustus 1945 bertepatan dengan 8 Ramadhan 1364 H pukul 10 detik- detik Proklamasi dikumandangkan merupakan kabar gembira bagi seluruh rakyat Indonesia, ditengah-tengah bulan suci tersebut sebuah Kemerdekaan didapat melalui perjuangan dan pengorbanan yang panjang, sebuah upara pringatan Kemerdekaanpun dilaksanakan sampai sekarang,semoga bukan sekedar ceremonial saja namun bisa menjadi waktu untuk intropeksi diri sebagai generasi penerus kita wajib syukur atas nikmat kemerdekaan, di usia yang ke 70 tahun bukan usia yang muda lagi, bangsa Indonesia harus siap menghadapi tantangan zaman Sebentar lagi Indonesia akan menghadapi tantangan baru dalam dunia perekonomian, sosial-budaya dan politik-keamanan yang dirangkumkan dalam 10 pilar agenda kawasan-kawasan se Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN.

Sudahkah kita siap ??? munculnya MEA memiliki dampak signifikan yang mengarah pada eksistensi para perempuan. MEA yang bergerak dalam ranah ekonomi, politik, sosial secara tidak langsung telah menindas para perempuan. Penyingkiran kaum perempuan dari ruang dan penguasaan alat-alat produksi. Inilah menyebabkan perempuan kemudian digiring dalam ranah domestifikasi. Anggapan sosial yang menempatkan perempuan sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam urusan domestik ini, telah membawa dampak buruk bagi perempuan secara ekonomi. Tanpa akses langsung terhadap alat produksi dan sumber daya lainnya, perempuan menjadi paling rentan terhadap berbagai kebijakan ekonomi Adanya Pembangunan pasar tunggal menyebabkan aliran bebas barang. Artinya, barang-barang dari berbagai negara ASEAN lainnya akan bebas keluar masuk ke dalam negeri untuk diperjual-belikan. Masalah yang akan muncul adalah ketika produk-produk lokal tidak bisa bersaing dengan produk-produk luar, baik secara kualitas maupun harga. Ini akan menyebabkan kehancuran sektor produksi nasional, baik industri nasional berskala besar maupun kecil.

Dalam konteks ini, kaum perempuan yang paling merasakan imbasnya terhadap kebijakan ini. Sebab, keterlibatan perempuan dalam dunia perekonomian sangatlah besar. Perlu diketahui bahwa, sebagian besar pelaku home industry dan UKM di Indonesia adalah kaum perempuan. Sebanyak 60% pelaku UKM di Indonesia adalah perempuan. Sehingga, pada situasi ini kaum perempuan akan dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Menjadi pengangguran atau menjadi tenaga kerja murah. Kurangnya skill dan pengalaman yang dimiliki kaum perempuan cenderung akan diarahkan pada pekerjaan domestik yang sudah terkomersialkan, seperti menjadi pembantu rumah tangga, dengan munculnya MEA, kaum perempuan harus lebih berpikir kritis. Sehingga, mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA. Di antaranya, dengan cara memotivasi dan meningkatkan kemampuan diri. Di samping itu, perempuan juga harus memahami kodratnya sebagai perempuan serta mampu mempertahankan nilai-nilai budaya timur mengaca pada founding mother perempuan merupakan salah satu komponen yang mampu membangun karakter dalam kehidupan bermasayarakat. Sebab, sebagian besar masyarakat didominssi oleh kaum perempuan. Dalam bidang ekonomi, tentunya perempuan memiliki peran yang lebih besar daripada lainnya. Semoga segala sesuatu yang ada pada founding mother kita, dapat diimplementasikan oleh perempuan zaman sekarang dengan melakukan kegiatan profesi di segala bidang. Dengan bekerja tak hanya dalam ranah domestik, akan tetapi juga mampu bekerja di luar. menghadapi pasar bebas yang diadakan oleh MEA, seorang perempuan tidak boleh berpangku tangan, tetapi terus melakukan aktivitas dan kegiatan profesi maupun sosial budaya. Seorang perempuan harus mempunyai skill seperti yang dikatakan Kang Dedi Mulyadi Para perempuan harus kembali pada kodratnya seorang perempuan harus bisa menganyam menjahit dan menpunyai skill sehingga kita tidak hanya masyarakat yang konsumtif saja, Dengan kemampuan perempuan yang memiliki skill dan pengalaman yang memadai. Tak dapat dipungkiri eksistensi perempuan yang notabene seorang yang pekerja keras. Mampu akan mengadapi dunia baru pada 2015 dan hal ini juga harus ada peran pemrintah yang membenahi dan memperbaiki pendidikan di Negara ini sehingga dapat mencetak sarjana-sarjana dan doctor – doctor yang professional bukan sekedar penyandang gelar tanpa kemampuan, MERDEKA !!! - Icha Angger Pradesya Ketua Umum Korps HMI-Wati (KOHATI) Cabang Jombang

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun