Mohon tunggu...
Ahmad Nur Adzkiya
Ahmad Nur Adzkiya Mohon Tunggu... Mahasiswa

Seorang Mahasiswa yang berkosentrasi pada bidang Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Masyarakat Muslim Menurut Semantik "Toshihiko Izutsu"

24 Juni 2024   06:26 Diperbarui: 24 Juni 2024   06:31 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan turunnya agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad pada masyarakat Jahiliyyah saat itu, maka seiring berkembangnya waktu beberapa masyarakat mulai mengikuti ajaran Islam yang umumnya masyarakat jahiliyyah memiliki pandangan bertentangan dengan ajaran Islam yang ajarannya berpusat pada tuhan (teosentris), sementara pandangan dari jahiliyyah yakni homosentris. 

Manusia menjadi kutub konseptual pada kehidupan jahiliyyah. Seperti berfokus pada kedudukan dalam sukunya, hubungannya dengan suku lain, hal itu melekat pada konsentrasi masyarakat jahiliyyah.

Kemudian orang-orang yang masuk Islam akan dikenalkan dengan konsep relasi tuhan dan manusia (teosentris). Ketika ada sekelompok orang yang memiliki kesadaran relasi tuhan dan manusia itu, maka lahirlah sekelompok orang yang disebut masyarakat religius, atau ummah muslimah yaitu masyarakat yang berserah diri, dan disebut juga masyarakat muslim. Relasi antara tuhan dan manusia itu ada empat bentuknya yaitu 1. Relasi Ontologis, 2. Relasi Komunikasi 3. Relasi tuan-hamba 4. Relasi etik.

Kemunculan komunitas baru yakni ummah muslim dengan weltanschauung yang berbeda dari lazimnya masyarakat sana mengusik konsep semantik "masyarakat" yang sebelumnya. Berbagai konflik pun terjadi akibat kontravensi dan adanya penolakan dari masyarakat jahiliyyah pada umat muslim yang datang sebagai komunitas baru. 

Selain itu, ada juga permasalahan yang lain lagi. Ternyata yang disebut "masyarakat religius" sudah ada sebelumnya, yaitu orang orang Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster. Dalam Al Quran sendiri umat-umat sebelum Islam datang dikategorikan sebagai ahl kitab dan ummiyun.

Maka ketika Al Qur'an turun diantara orang orang arab ummiyun secara tidak disadari mereka naik derajat menjadi "golongan ahli kitab". Perlu digaris bawahi, orang orang Arab pagan sebelum Islam datang disebut ummiy karena mereka bukan orang-orang ahli kitab juga bukan orang-orang kafir, karena belum datang kepada mereka kitab suci dan mereka tidak mengingkarinya  

Dengan demikian, bangsa ummiy menjadi setara dengan kaum Yahudi dan Nasrani. Maka ummat Islam "membranding" dirinya sebagai ummah terbaik dan ummah pertengahan dari kutub ekstrimis kaum ahli kitab sebagai gagasan yang dikenalkan agar berbeda dengan ummat Nasrani dan Yahudi.

Dalam pandangan Al-Qur'an sendiri, Ahli kitab pada masa Pra Islam awalnya mereka digambarkan sebagai penganut agama yang benar, mengikuti nabi-nabi, dan mengimani Tujan dan firman-Nya. Tetapi ketika ajaran Islam datang setelah masa fathroh, mereka dengan sadar tidak mau menerima kebenaran  ajaran Islam dan mendustakan wahyu-wahyu yang diturunkan. 

Mereka hanya menerima sebagian apa yang disukai dan menolak yang lainnya. Padahal Islam sendiri ialah agama yang memiliki ajaran membersihkan problematika religius yang telah dikotori sebelumnya oleh kaum politeisme dengan cara merekontruksi lagi monoteisme dalam bentuk yang asli.

Sehingga dapat kita lihat relasi antara ummah Islam dengan Ahli kitab sangatlah kompleks, tidak sesederhana itu. Disatu sisi ummah Islam berada dekat dengan Ahli kitab pada aspek persamaan agama samawi, namun disisi lain mereka juga bersitegang dan bertentangan antara keduanya. Namun pertentangan itu lebih terlihat tajam pada relasi ummah Islam dengan kaum penyembah berhala.

Kemudian setelah Islam berkembang menjadi besar dan kokoh di Madinah, ayat-ayat Al-Qur'an yang turun di kota ini banyak berkaitan dengan konsep-konsep sistem sosial. Konsep-konsep ini lalu membangun hukum-hukum dan aturan aturan yang mengorganisir relasi antara manusia di dalam masyarakat Islam dan kaum non Muslim yang berkaitan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun