Aktiva, pasiva, dan kas adalah tiga konsep penting dalam akuntansi yang membentuk dasar pemahaman tentang posisi keuangan suatu perusahaan. Masing-masing memiliki peran dan fungsi yang berbeda, namun saling terkait satu sama lain dalam laporan keuangan.
pemahaman tentang aktiva dan pasiva juga membantu dalam perencanaan keuangan. Manajemen perlu mengetahui seberapa banyak utang (pasiva) dibandingkan dengan sumber daya (aktiva) untuk membuat keputusan strategis terkait pengelolaan utang dan investasi baru. Misalnya, jika suatu perusahaan memiliki tingkat utang yang tinggi tetapi juga memiliki aktiva yang kuat, manajemen mungkin memutuskan untuk melakukan investasi lebih lanjut karena mereka yakin dapat memenuhi kewajibannya.
Lalu manakah yang sering digunakan oleh perusahaan, aktiva atau pasiva?
Aktiva maupun pasiva merupakan dua komponen yang sering digunakan oleh perusahaan, karena aktiva menjelaskan tentang sisi kekayaan sedangkan pasiva menjelaskan tentang utang ataupun modal. Oleh karena itu aktiva maupun pasiva yang memiliki komponen penting laporan keuangan bagi Perusahaan.
Beberapa contoh aktiva kekayaan yang berwujud yaitu meliputi tanah, mesin, dan juga kendaraan, sedangkan contoh kekayaan yang tidak terwujud adalah merek dagang dan juga hak cipta.
Beberapa contoh pasiva yaitu kredit investasi dan utang bank (pasiva tetap), utang gaji atau dagang dan pendapatan yang diterima dimuka (pasiva lancar), yang terakhir biaya Listrik dan bonus pegawai (pasiva lainnya).
Referensi: https://pintu.co.id/blog/pengertian-aktiva-dan-pasiva-serta-rumus
Bagaimana cara mengetahui permasalahan pada aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap dan aktiva tetap tak berwujud?
a. Aktiva lancar
Untuk mengetahui permasalahan aktiva lancar harus memantau neraca akutansi secara berkala permasalahan yang didapat yaitu seperti aset yang rendah menunjukkan masalah likuiditas, aset lancar yang terlalu tinggi dapat menyebabkan banyaknya dana yang menganggur, dan meningkatnya hutang yang ditinggikan karena pembiayaan investasi jangka panjang.
Contohnya yaitu persediaan barang, obligasi (surat utang), dan pajak dibayar muka.