Mohon tunggu...
Hari Listrik Nasional PLN
Hari Listrik Nasional PLN Mohon Tunggu... Karyawan -

Akun resmi yang menayangkan hasil artikel pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dalam kegiatan blog competition "Kerja Nyata Terangi Negeri". Email: hln71@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjawab Penilaian Negatif Masyarakat tentang PLN

27 Oktober 2016   11:28 Diperbarui: 27 Oktober 2016   11:49 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PLN merupakan salah satu BUMN dengan aset terbesar, dan saya sangat bersyukur ada didalamnya. Saya belum lama menjadi bagian dari PLN, baru sekitar 5 bulanlah terhitung dari SK keluar. Tapi jangan salah, saya sudah cukup banyak mendapat pernyataan miring tentang PLN. Hmmm....

Masyarakat kita sangat beragam ada yang suka dengan pelayanan PLN, ada juga yang tidak tahu menahu. Pemikiran dimasyarakat, menjadi pegawai PLN pasti akan banyak duit (Hahaha....belum tahu dia duit rekening ku setiap akhir bulan 50 rb). Kenapa mereka berpikir begitu? Karena mereka pikir setiap ada proyek PLN pasti pegawai dapat cipratannya (macam betul aja...). Itulah yang harus kita jawab dengan bijak sebagai pegawai PLN.

Saya pernah berkunjung ke tempat saudara saya di Pangalengan. Saudara saudaranya saudara saya (ribet ya..) pernah bertanya “Kenapa sekarang susah buka proyek di PLN” (Pertanyaannya sangat impresif soalnya dia dulunya pernah dapat tender dari PLN). Saya jawab “Kalau sudah sesuai prosedur tidak ada yang susah lae, yang penting perusahaan lae terdaftar di AKLI, taat pajak, dan RAB nya jelas, pasti akan dipertimbangkan”. Dia pun menjawab lagi “Ah lae aja yang bilang gitu, bisa aja mereka main duit”. Saya pun menjawab, “Sekarang sudah ga bisa lagi lae, di PLN sudah ada SPI lae, untuk mengaudit PLN sendiri jadi kalau ada proyek yang vendornya tanpa melewati mekanisme lelang itu akan diaudit, ada juga whistle blower yaitu semacam mata-mata jadi sudah ga ada lagi yang berani main duit lae”. Akhirnya dia pun diam, dan saya pun lanjut menikmati indahnya rokok ini.

Pernah lagi saat di Bekasi ada orang mengatakan begini, “Pelayanan PLN gimana sih, ga ada bagusnya”. Saya tanya apa permasalahannya. Lalu saya tanya lagi, “sudah pernah hubungi PLN 123?”. Dia jawab, “tidak, apa itu?”. Saya pun menjelaskan, “PLN punya program PLN 123, jadi kalu pelanggan mengalami permasalahan tentang kelistrikan hubungi aja 123 pasti akan dibantu”.

Masyarakat sering menilai PLN dengan stigma negatif, padahal sebenarnya mereka kurang peduli akan informasi yang diberikan oleh PLN baik di media massa maupun media sosial. Contohnya pemadaman listrik, dikalangan masyarakat menganggap pemadaman listrik adalah bentuk pelayanan yang buruk. Padahal kalau dilihat dari segi teknis pemadaman listrik terjadi karena dua hal, yaitu : karena adanya perawatan terhadap komponen sistem tenaga listrik dan juga karena proteksi pada jaringan listrik bekerja.  Perawatan bertujuan untuk meningkatkan kualiatas pelayanan, sedangkan proteksi yang bekerja berarti PLN telah berhasil menjaga pelanggannya dari bahaya gangguan listrik.

Memang masih banyak tugas untuk PLN, seperti pemerataan listrik di seluruh wilayah Indonesia dan juga membuat kualitas listrik menjadi lebih baik. Semua itu harus dikerjakan tetapi ada yang harus didahulukan. Saat ini ada program 35.000 MW yang ditargetkan selesai 2019, yang diharapkan dapat menerangi nusantara. Sebagai insan PLN kita harus berusaha mewujudkannya dan masyarakat juga harus mendukung serta mengawasi program tersebut.

PLN sebentar lagi akan berusia 71 tahun, usia yang cukup matang. Semoga semakin ke depan PLN semakin jaya dan menjadi perusahaan kelas dunia.

Jefri Yan Putra Sipahutar

JE Electrical

PLN PUSHARLIS UWP II JAKARTA

*Tulisan ini dikirim ke Kompasiana pada tanggal 25 Oktober 2016. Karena satu dan lain hal, tulisan ini ditayangkan pada 26 Oktober 2016. Tulisan ini tetap masuk ke dalam tahap penjurian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun