Mohon tunggu...
Hari Listrik Nasional PLN
Hari Listrik Nasional PLN Mohon Tunggu... Karyawan -

Akun resmi yang menayangkan hasil artikel pegawai PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero dalam kegiatan blog competition "Kerja Nyata Terangi Negeri". Email: hln71@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suka Duka Menjadi Pegawai PLN

28 Oktober 2016   22:24 Diperbarui: 28 Oktober 2016   23:01 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yesss… Alhamdulillah akhirnya lolos tes PLN!!!

Yak, itulah euforia berbalut rasa haru yang spontan muncul di hati setelah melihat nama saya terselip pada daftar peserta lolos tes akhir penjaringan calon pegawai PT. PLN (Persero). Perjuangan untuk masuk PLN sangat ketat dan sulit karena ribuan rival dan serangkaian tes yang harus dihadapi. Menyadari hal tersebut, telah terpatri dalam hati untuk bertanggung jawab penuh atas amanah Tuhan ini dan menjalankan tugas dengan Integritas tinggi sebagai wujud syukur karuniaNya.

Hari – hari terlewati dengan semangat, bahagia dan syukur tiada henti dalam setiap pekerjaan hingga suatu ketika ada hal yang membuat bergidik. Rekan kerja yang membawahi salah satu unit cabang PLN nyaris hilang nyawa lantaran amukan masyarakat yang notabene emosi karena listrik padam. Mereka mencoba membakar dan membawa beberapa benda tajam ke kantor karena di dalam benak mereka mengira bahwa pegawai PLN suka memadamkan listrik seenaknya dan tidak becus bekerja. 

Rata – rata unit PLN yang terletak di pedalaman, sering mendapat ancaman dan tidak jarang didatangi dengan sebilah clurit, pisau, parang dan benda tajam lainnya. Kami sebagai pegawai PLN sama sekali tidak ada niat untuk memadamkam listrik secara sepihak dan kami pun tidak suka jika jaringan listrik padam. Jika listrik padam, otomatis kami pun rugi dan tidak mendapatkan rupiah karena tidak ada pemakaian energi listrik. Adapun pemadaman listrik tersebut terjadi karena perbaikan atau pemeliharaan peralatan maupun jaringan listrik. 

Kami sangat bahagia jika seluruh masyarakat merasakan manfaat listrik namun rasa simpati itu sering disalah fahamkan karena kami dituduh suka memadamkan jaringan. Kasus pembebasan lahan untuk perluasan jaringan listrik juga masih menjadi kendala. Masyarakat menginginkan daerahnya terlistriki, namun saat kami akan membangun tower tetap dilarang walaupun kami sudah berniat mengganti lahan masyarakat yang akan digunakan untuk pendirian tower tersebut. Pegawai pln berkecimpung dengan listrik yang tidak kasat mata. Nyawa kami sebagai taruhan jika kami bekerja tidak mengindahkan aturan keselamatan bekerja dan kurang konsentrasi terutama saat bekerja di lapangan.

Beberapa duka yang kami rasakan sebagai pegawai PLN tersebut tidak menyurutkan langkah untuk tetap berjuang sebagai agen pembangunan demi kesejahteraan rakyat di Indonesia tercinta ini. Kami juga merasakan kedamaian bekerja di PLN karena tujuan kami bekerja adalah untuk menyediakan listrik keseluruh pelosok tanah air demi kemajuan bangsa. Proyek 35.000 Mega Watt yang sedang kami jalankan ini adalah wujud dari perasaan cinta kami untuk seluruh  masyarakat agar semua dapat merasakan manfaat listrik untuk kehidupan yang lebih baik. Tidak bisa dilihat namun kehadirannya bisa kita rasakan. Itulah listrik. 

Setiap saya memikirkan hal ini, bertambahan pula keimanan terhadap Tuhan YME karena listrik secara eksplisit telah menuturkan bahwa ”sesuatu bukan bernilai tidak ada saat kita tidak bisa melihat secara langsung”.  PLN terbagi menjadi tiga divisi, yaitu Pembangkitan (produksi listrik), Transmisi (penyalur listrik tegangan tinggi ), dan Distribusi (penyalur listrik ke pelanggan). 

Kondisi tersebut membuat pegawai PLN tidak berada dalam satu area atau lokasi kerja. Hal inilah yang menimbulkan rasa empati antara kami. Bagaimana tidak, setiap divisi tidak ingin membuat kecewa divisi yang lain dengan memberikan usaha terbaiknya saat bertugas. Saya pribadi yang tergabung dalam Divisi Distribusi, berupaya penuh untuk mendistribusikan energi listrik ke pelanggan dengan baik. Komitmen ini muncul saat saya paham akan perjuangan rekan kerja di Pembangkit yang bekerja 24 jam mengoperasikan mesin turbin dan generator untuk menghasilkan listrik, serta perjuangan rekan Transmisi yang telah bercucuran peluh membangun jaringan ber-ribu – ribu kilo meter dan pendirian  ribuan tower agar listrik bisa tersalurkan hingga ke Divisi Distribusi dengan baik, sehingga dapat disalurkan kepada masyarakat. Saya bangga menjadi Pegawai PLN.

Tulisan ini dikirim ke Kompasiana pada tanggal 25 Oktober 2016. Karena satu dan lain hal, tulisan ini ditayangkan pada 26Oktober 2016. Tulisan ini tetap masuk ke dalam tahap penjurian                                                                                         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun