Globalisasi membawa dunia kepada arus perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Dengan adanya internet, teknologi yang canggih dan sumber daya manusia yang terus menerus melakukan inovasi, perubahan-perubahan dalam berbagai lini kehidupan terus menerus terjadi. Hal ini mengakibatkan manusia menyukai berbagai hal yang berbau cepat, praktis dan efisisen dalam kehidupan sehari-hari seperti teknologi komunikasi.
Keselarasan antara teknologi dan internet mampu menjadi pemenuh kebutuhan masyarakat akan sebuah informasi tanpa terkecuali, baik yang ada di perkotaan maupun dari yang ada di pedesaan. Fenomena tersebut mampu menhadirkan dampak yang sangat besar terhadap perubahan perilaku komunikasi hingga perubahan budaya populer hingga karakteristik masyarakat itu sendiri.Â
Sekarang, dengan adanya perkembangan teknologi dan internet, setiap orang tanpa terkecuali memiliki berbagai device teknologi komunikasi seperti smartphone dan tablet yang selalu ia bawa kemana-mana tanpa terkecuali.Â
Dengan kemudahan tersebut, masayarakat sekarang dapat melakukakan aktivitas apapun seperti dalam pemenuhan kebutuhan sandang pangan dan papan melalu berbagai device tersebut.Â
Hidup manusia adalah proses konsumsi, yakni dimana masyarakat selalu melakukan penukaran, jual beli dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya untuk memenuhi hasrat memiliki suatu barang, tapi terkadang manusia juga ingin mendapatkan pelayanan, kultur, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Semenjak Globalisasi yang menghapus batas- batas negara dengan doktrin kemapananya modernisasi, budaya populer dan nilai-nilai idealisme secara tidak langsung menegaskan kita harus mempunyai kesamaan Culture, kesamaan Trend baik itu model rambut, warna kulit, sampai pada hal terkecil sekalipun.Â
Konstruksi realitas yang dibuat oleh media dan para pemilik kekuasaan menghadirkan realitas-realitas baru yang diinjeksikan kepada masyarakat posmodernisme. Hal ini menimbulkan budaya massa yang baru, meningkatkan kapitalisme dan konsumerisme.Â
Masyarakat postmodern begitu identik dengan masyarakat konsumsi karena iklan-iklan di media massa dan media baru secara terus menerus mengkonstruksi bagaimana segala sesuatu di dalam kehidupan harus berjalan sehingga dapat dikatakan ideal, maka berbagai produk yang ditawarkan melalui iklan pada dasarnya tidaklah ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan yang esensial bagi individu sebagai seorang manusia melainkan dimuati berbagai simbol yang menawarkan janji-janji terpenuhinya imajinasi gaya hidup yang ideal berdasarkan versi masyarakat posmodern.
Namun, apakah Postmodernisme hanya sebatas pandangan pesimitik itu saja?
Setiap era, pikiran dan suatu metode selalu memiliki spirit dan nilai-nilai keluhuran yang terkandung di dalamnya.  Postmodernisme lahir untuk mendobrak modernism dan berdiri untuk  anjutan dari modern mengatasi berbagai kekurangan yang timbul dalam budaya dan pemikiran modern.Â
Posmodernisme  muncul sebagai diskursus kebudayaan yang banyak menarik perhatian. Bagaimana tidak? banyak sekali pemikir, filsuf, akademisi, seniman, arsitek, teolog yang memilki berbagai pengertian, nilai, dan perspektif tentang Posmodern. Ada yang menolak, ada yang mengartikan sebagai lanjutan modernisme dan ada juga yang radikal menganggap bahwa posmodern benar-benar berbeda dengan modernisme.Â