Mohon tunggu...
hermanjoyo
hermanjoyo Mohon Tunggu... Guru -

Pendidik & Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Abul Wafa, Matematikawan Muslim Dibalik Trigonometri

21 November 2015   05:20 Diperbarui: 21 November 2015   17:30 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail al Buzjani merupakan ilmuwan Muslim yang turut mewarnai khazanah pengetahuan masa lalu. Dia seorang ahli di bidang matematika dan astronomi yang lahir di Buzjan, Nishapur tepatnya tahun 940 M dan meninggal di Baghdad tahun 997 M.

Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, Abul Wafa lantas meneruskan ke jenjang lebih tinggi di ibukota Baghdad tahun 959 M. Sejarah mencatat, di kota inilah Abul Wafa kemudian menghabiskan masa hidupnya.

Dia banyak membantu para ilmuwan serta mengembangkan beberapa teori penting di bidang matematika, terutama geometri dan trigonometri. Di bidang ilmu geometri, Abul Wafa memberikan kontribusi signifikan bagi pemecahan soal-soal geometri dengan menggunakan kompas; konstruksi ekuivalen untuk semua bidang, polyhedral umum; konstruksi hexagon setengah sisi dari segitiga sama kaki; konstruksi parabola dari titik dan solusi geometri bagi persamaan.

Konstruksi bangunan trigonometri versi Abul Wafa hingga kini diakui sangat besar manfaatnya. Dia adalah orang pertama yang menunjukkan adanya “teori relatif segitiga parabola”. Selain itu, dia juga mengembangkan metode baru tentang konstruksi segi empat serta perbaikan nilai sinus 30 dengan memakai delapan desimal. Abul Wafa pun mengembangkan hubungan sinus dan formula “2 sin2 (a/2) = 1 - cos a dan juga sin a = 2 sin (a/2) cos (a/2)”.

Di samping itu, Abul Wafa membuat studi khusus menyangkut teori tangen dan tabel penghitungan tangen. Dia yang pertama kali memperkenalkan secan dan cosecant. Dia berhasil mengetahui relasi antara garis-garis trigonometri yang berguna untuk memetakannya serta meletakkan dasar bagi studi lanjut “teori conic”. Abul Wafa bukan hanya ahli matematika namun juga piawai dalam bidang ilmu astronomi. Beberapa tahun dihabiskannya untuk mempelajari perbedaan pergerakan bulan dan menemukan variasi. Dia pun tercatat sebagai salah satu dari penerjemah bahasa Arab dan komentator karya-karya Yunani.

Kontribusinya dalam bentuk karya ilmiah antara lain dalam bentuk kitab Ilmu al-Hisab (Buku Praktis Aritmatika), Al-Kitab Al-Kamil (Buku Lengkap), dan Kitab al-Handsa (Geometri Terapan). Abul Wafa pun banyak menuangkan karya tulisnya di jurnal ilmiah Euclid, Diophantos, dan al-Khawarizmi, tetapi sayangnya banyak yang telah hilang.

Disarikan dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun