Mohon tunggu...
Hizkya MassilonNasario
Hizkya MassilonNasario Mohon Tunggu... Mahasiswa - Desain Komunikasi Visual

Graphic Designer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Latih Kreasi Anak-anak Desa Jetis dengan Pembuatan Masker Jumputan oleh Tim KKN 127 UNS

23 Februari 2021   11:51 Diperbarui: 23 Februari 2021   12:20 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Potret anak-anak Desa Jetis memakai masker  jumputan

Jumputan merupakan salah satu teknik membuat motif kain dengan cara ikat celup. Jumput memiliki arti mengambil kain sejumput atau seujung jari untuk diikat. Teknik ini berasal dari Tiongkok, dibawa oleh kelompok saudagar ke bumi nusantara dengan misi perdagangan. Alat dan bahan yang digunakan Tim KKN 127  meliputi masker kain, pewarna alam, fiksator warna, kelereng, dan pengikat berupa karet atau tali rafia.

Minggu (14/01/21), Tim KKN UNS Kelompok 127 melaksanakan kegiatan pembuatan masker dengan motif jumputan di Baitul Qur'an, Desa Jetis, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Surakarta. Acara dimulai pukul 9.00---11.00 WIB. Peserta acara meliputi  anak-anak dengan rentang pendidikan PAUD---SD.

Kegiatan dimulai dengan pengondisian anak-anak yang dilanjutkan penjelasan mengenai pembuatan masker jumputan. "Bungkus kelerengnya dengan bagian dalam masker, kemudian buat beberapa lipatan pada kainnya. Selanjutnya tinggal diikat sekencang mungkin", jelas Selvia sebagai PJ kegiatan tersebut di Tim KKN 127. Anggota dari Tim KKN ikut membuat masker sekaligus membantu peserta dalam mengikat masker mereka.

Terdapat tiga tahap utama dalam pembuatan masker, meliputi pengikatan, pewarnaan, dan penguncian warna. Kegiatan setelah pengikatan dilakukan oleh Tim KKN 127 untuk mencegah peserta bergerombol dan tidak menjaga jarak sesuai protokol kesehatan. Sebelum pewarnaan, kain dicelupkan pada larutan TRO kemudian  dilanjutkan ke pencelupan warna sebanyak 3 kali menggunakan kulit Kayu Tinggi. Warna kain diikat dengan fiksator. Terdapat 2 jenis fiksator, yaitu Tunjung warna gelap dan Tawas untuk terang. Masker jadi sepenuhnya setelah dijemur hingga kering.

"Anak-anak cukup aktif dan kreatif dalam mengikat kain menjadi motif jumputan. Saya pikir acara akan susah dikondisikan, ternyata mereka antusias dan fokus mengikuti jalannya acara", ungkap Dendy, selaku Ketua Tim KKN 127 UNS. 

"Acaranya bagus, aku senang selama acara", jelas Selin, salah satu peserta yang saat ini menduduki bangku kelas 5 SD.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun