Mohon tunggu...
Hizbul Aulia Indriansyah
Hizbul Aulia Indriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Strata 1 UINSI Samarinda

Menyukai Literasi Diskusi dan aksi paket lengkap dengan aktif di organisasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Membaca Realita Sosial Penerapan Nilai Organisasi PMII bagi Anggotanya

12 Oktober 2023   13:14 Diperbarui: 12 Oktober 2023   16:16 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) adalah salah satu organisasi mahasiswa yang memiliki peran penting dalam membangun dan membentuk pemimpin masa depan bangsa berlandaskan Ahlusunnah Wal Jamaah An Nahdliyah. Pejuang cita cita kemerdekaan, Pewaris peradaban dan penerus kalam para ulama. 63 tahun sudah Kader PMII mengawal Perubahan kehidupan berbangsa, bernegara, beragama sebagai penyambung lidah rakyat dan pembela kaum mustadh'afin. Namun, seperti halnya organisasi lainnya, PMII juga menghadapi tantangan dan masalah internal yang perlu dikritisi dan dicari solusinya. Oleh karena itu sedikit tulisan refleksi ini kami beri judul "Membaca Realita Sosial Penerapan Nilai Organisasi PMII oleh Anggotanya" Tulisan ini berusaha untuk menyampaikan sedikit keluh kesah serta solusi yang kami tawarkan sebagaimana fungsi NDP (Nilai Dasar Pergerakan) pertama yakni kerangka refleksi, sejauh apapun kader PMII bergerak dan berproses tidak terlepas dari koridor yang sudah ditetapkan oleh para pendiri agar PMII tidak kehilangan tujuan dan arah gerakannya dengan harapan dapat di implementasikan setidaknya bagi diri sendiri bukan untuk mencela dan mencaci maki sahabat lainnya tapi berbicara fakta dan realita.

Internalisasi nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) merupakan aspek penting dalam membentuk identitas dan pandangan dunia seorang kader PMII. Namun, dalam kenyataannya, banyak sekali kader yang kurang bahkan tidak menginternalisasikan nilai Aswaja dalam diri kader PMII. 2 tahun sudah penulis berjalan dibawah panji bendera biru kuning menjadi panitia MAPABA MPI, MAPABA FEBI DAN PKD KOMISARIAT atau kegiatan lainnya tidak sedikit suka duka yang dirasakan, sering sekali penulis menemui fenomena yang kurang pas di hati, sebagai  contoh dalam rapat ataupun kegiatan ke pmii lainnya ketika adzan sedang berkumandang kegiatan tetap berjalan tanpa sedikit jeda untuk menghormati panggilan sholat sang maha Esa, padahal alangkah indahnya apabila ketika adzan berkumandang kader PMII dapat menunda kegiatannya dan melakukan sholat berjamaah terlepas urusan ibadah adalah urusan pribadi tapi jangan lupa PMII menyandang nama Islam di namanya yang membawa konsekuensi tanggung jawab salah satunya menegakkan sholat sebagai pondasi agama. Contoh lain dalam interaksi sehari hari kader menggunakan bahasa bahasa yang kurang sopan walaupun penulis sadari bahwa memang perkataan tidak selalu mencerminkan kepribadian seseorang dan juga menjadi bumbu bumbu penyedap dalam diskusi maupun dinamika yang ada tapi sekali lagi yang penulis sampaikan disini ialah keluh kesah pribadi secara terbuka dan terang terangan. Bahkan terkadang tindakan tindakan yang dilakukan kader tidak sesuai dengan perkataan seperti ingkar janji, ketika terpilih menjadi ketua rayon, komisariat atau cabang dengan berani menyatakan kesiapannya menahkodai dan menyampaikan janji politiknya akan tetapi berjalannya waktu dan sampai akhir kepengurusannya tidak ia laksanakan dan hanya meminta maaf ketika janji tersebut ditanyakan
dalam forum RTAR/RTK/KONFERCAB dalam sesi laporan pertanggung jawaban jika dari ketua saja masih seperti ini.

Berbicara tentang tanggung jawab tidak akan terlepas dari Pancasila dengan tujuan keadilan sosial dengan salah satu tahapannya yakni menekankan prinsip keadilan. Keadilan terkecil dimulai dari diri sendiri yaitu tanggung jawab individu. Dalam nilai Aswaja dan ajaran Islam, tanggung jawab juga ditegaskan melalui konsep ta'adul, yang berarti adil, serta dalil-dalil Al-Quran dan Hadits yang menekankan tanggung jawab dalam kepemimpinan. Juga secara jelas dalam kandungan isi NDP yaitu hablun minan nas. Untuk itu Ada 3 hal yang penulis sarankan yakni penguatan, pembinaan Dan pengembangan nilai aswaja dalam bentuk internalisasi dalam diri kader pmii. Solusi sederhana untuk internalisasi nilai Aswaja dalam diri kader PMII: 

1. Penguatan pendidikan agama dan Aswaja: Selenggarakan pelatihan, seminar, dan sekolah aswaja yang mendalam tentang ajaran agama dan nilai-nilai Aswaja. 

2. Pembinaan kepribadian Islami: Fokus pada pengembangan karakter yang mencerminkan nilai -nilai Aswaja, seperti kejujuran, kerja keras, keteladanan, dan kepemimpinan berbasis akhlak baik secara langsung maupun tidak langsung. 

3. Pengembangan kegiatan dan materi kajian: Selenggarakan kegiatan diskusi, ceramah, dan pengajian yang memfokuskan pada pemahaman dan aplikasi nilai-nilai Aswaja dalam kehidupan sehari-hari. 

Yang terakhir dan tidak kalah penting adalah peran senior sebagai teladan bagi junior junior yang lainnya karena banyak sekali budaya budaya negatif yang diturunkan dari senior senior seperti senior yang memanfaatkan kekuasannya dsb. 

Kondisi kritis PMII saat ini baik secara umum wabil khusus ditingkat rayon PAI komisariat UINSI Samarinda perlu direspon dengan cepat dan positif untuk mencari solusi atas permalahan yang ada. Adapun kritik dan keluhan jangan menumbangkan semangat untuk tetap berproses di dalamnya. Kaitannya dengan fenomena fenomena dalam kegiatan pmii yang tidal sesuai dengan nilai nilai keislaman dan ASWAJA setidaknya ada 3 solusi yang ditawarkan yaitu penguatan pembinaan dan pengembangan nilai aswaja yang mana tidak berhenti di materi mapaba namun berusaha sekuat tenaga dalam mengamalkannya dimulai dari diri sendiri dan seluruh kader secara umum melalui berbagai kegiatan formal, non formal maupun informal untuk memupuk kesadaran bersama serta membangkitkan ghiroh kader.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun