Mohon tunggu...
Wandi Pahude
Wandi Pahude Mohon Tunggu... Lainnya - Lebih senang jalan-jalan.

Receh sekali.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penat

29 Maret 2021   20:48 Diperbarui: 29 Maret 2021   21:01 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berjalan dalam kesunyian
Meraba tanah untuk di pijak
Aku masih ingat betul kejadian itu
Kejadian yang menghitamkan segumpal darah

Entah mengapa ada manusia yang seperti itu
Menabrak harapan dua tatapan mata
Merusak cita-cita dua genggaman tangan
Semua di hancurkan sepersekian detik

Semua ingatan itu masih sangat rapih
Aku yang pengingat atau aku benar-benar marah
Tapi, ahh... aku seharusnya tak bisa marah
Mungkin saja harapan yang diberi melebihi aku
Atau, bisa juga dia benar-benar bajingan
Iyaa, bajingan dengan paras yang menawan

Aku kembali berjalan dalam kesunyian
Kali ini membawa cahaya untuk merayakan sepi.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun