Berjalan dalam kesunyian
Meraba tanah untuk di pijak
Aku masih ingat betul kejadian itu
Kejadian yang menghitamkan segumpal darah
Entah mengapa ada manusia yang seperti itu
Menabrak harapan dua tatapan mata
Merusak cita-cita dua genggaman tangan
Semua di hancurkan sepersekian detik
Semua ingatan itu masih sangat rapih
Aku yang pengingat atau aku benar-benar marah
Tapi, ahh... aku seharusnya tak bisa marah
Mungkin saja harapan yang diberi melebihi aku
Atau, bisa juga dia benar-benar bajingan
Iyaa, bajingan dengan paras yang menawan
Aku kembali berjalan dalam kesunyian
Kali ini membawa cahaya untuk merayakan sepi.....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H