"Diberitahukan untuk seluruh jemaah Masjid Ar-ridwan bahwa pelaksanaa Hari Raya Ketupat tahun ini ditiadakan dulu, dalam rangka memutus mata rantai penyebaran covid-19." Kira-kira begitu penyampaian di masjid selepas sholat jumat.
Perayaan Hari Raya Ketupat (ketupatan) sudah menjadi tradisi di kota Manado wabilkhusus di kampung saya Kelurahan Mahawu lingkungan IV, perayaan tersebut biasa dilakukan satu minggu setelah Idul Fitri.
Saya yang mulai dari baru mengenal dunia hingga beranjak dewasa ini, bisa dikatakan sudah sangat akrab dengan perayaan 'Hari Raya Ketupat'. Pasalnya, selama hidup, perayaan ketupat tidak pernah alpa setiap tahunya.
Hari Raya Ketupat ialah ajang silaturahim, sebab pada hari tersebut sanak saudara, teman, kerabat yang belum sempat bermaaf-maafan secara face to face akan bertemu saat perayaan itu.
Jangan tanyakan soal makanan, hampir seluruh rumah warga sudah pasti menyediakan ketupat yang sudah matang dengan segala macam lauk-pauknya dan itupun siapa saja bisa makan di setiap rumah walau sebelumnya belum pernah saling kenal, bahkan terkadang sang pemilik rumah akan mengajak orang-orang yang lewat untuk menyantap makanan dirumah mereka.
Tahun ini, covid-19 hadir merubah segalanya. Pandemi yang tak kunjung reda membuat perayaan ketupat di tiadakan. Karena, hari raya ketupat bisa mengumpulkan orang banyak, sementara itu kita dianjurkan untuk melakukan social distancing.
Kali ini hari raya ketupat alpa, kita belum bisa saling bertemu, tidak ada reuni dengan mantan pastinya heheheuuu.....
Semoga pandemi segera selesai dan kita bisa bersua kembali. Aminnn.......
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI