Mohon tunggu...
hisyam syafii
hisyam syafii Mohon Tunggu... Penulis - penulis

Social melancholist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KPI UMY Student their work, Starting from a friend's story about the story until the Second Printed Book Was Published "Lekas Sembuh" ?

17 September 2023   13:40 Diperbarui: 18 September 2023   14:34 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya mungkin asing terdengar di telinga kalangan mahasiswa pada umumnya, ia muhammad hisyam syafii seorang mahasiswa komunikasi penyiaran islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angakatan 2020, merupakan salah satu mahasiswa di KPI UMY. disisi kegiatan selama mahasiswa yang ia lakukan, selain mengikuti pembelajaran mata kuliah, ia kerap kali menelusuri cerita-cerita mahasiswa yang ia kenali, dari teman, sahabat hingga seluruh kalangan mahasiswa ia sangat akarab dalam mendengarkan cerita tersebut. Tidak heran ia peranh enjabat di berbagai organisasi internal maupun eksternal kampus. Dilain kegiatan kemahasiswaan yang ia laksanakan hisyam juga sering kali mengikuti diskusi-diskusi publik baik pada ranah daerah hingga nasional, akan tetapi semua tidak seperti yang orang lain pikirkan. Penulis satu ini sering merasakan pengalaman-pengalaman berbeda dalam melaksanakan setiap kegiatanya, mungkin tidak heran hampir seluruh kalangan mahasiwa pun merasakan hal yang serupa seperti: Loneliness, ngerasa Insecure, Overthinking, Usless person dan hal lainya. 

akan tetapi hal tersebut tidak menyulutkan semnagat dalam berkarya terutama dalam hal kepenulisan, kini ia telah menerbitkan buku dengan judul Lekas Sembuh: Antara Hati dan Kita. Buku tersebut merupakan karya ekspresi penulis dalam melihat situasi akhir-akhir ini pada kalangan mahasiswa terutama dalam hal Mental issue yang sering kali bahkan kerap menjadi suatu pembahasan yang tidak pernah ada habisnya pada setiap diskusi maupun obrolan-orolan para mahasiswa. 

ia memiliki hal tersebut bukan atas latar belakangan sederhana, akan tetapi berdasarkan banyak pertimbangan dan keberanian yang ia rasakan hingga terbitlah buku tersebut, salah satu jurnal yang ia baca, salah satunya pada jurnal The Conversation menemukan bahwa 1 dari 20 (sekitar 5.5%) remaja di Indonesia terdiagnosis memiliki gangguan mental, mengacu pada Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-V) keluaran American Psychological Association (APA). Artinya, sekitar 2,45 juta remaja di seluruh Indonesia termasuk dalam kelompok Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Gangguan kecemasan (anxiety disorder) menjadi gangguan mental paling umum di antara remaja 10-17 tahun di Indonesia (sekitar 3,7%). Ini disusul oleh gangguan depresi mayor (1,0%), gangguan perilaku (0,9%), serta gangguan stres pascatrauma (PTSD) dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (ADHD) yang masing-masing diderita oleh 0,5% populasi usia tersebut.

maka dari salah satu tulisan tersebut menjelaskan secara ekspilisit tentang rekam situasi mahasiswa dan remaja masa kini, Menururt Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), survei kesehatan mental nasional pertama yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja 10 – 17 tahun di Indonesia, menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental sementara satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. 

Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja dalam kelompok ini adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia.

“Remaja dengan gangguan mental mengalami gangguan atau kesulitan dalam melakukan kesehariannya yang disebabkan oleh gejala gangguan mental yang ia miliki,” terang Prof. dr. Siswanto Agus Wilopo, SU, M.Sc., Sc.D., Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM yang merupakan peneliti utama I-NAMHS. 

dari gambaran diatas menjelaskan bahwa potret kedeapan menjadi PR bersama dalam melihat dan menindak lajuti pendekatan-pendekatan psikologis maupun sosial terhadap mahasiswa dan remaja, salah satu tulisan hisyam juga menjelaskan bahkwa buku lekas sembuh ini menjadi suatu manifestasi karya sastra dimana menjadi ekspresi tersendiri hingga saling menyembuhkan dalam hal mental issue, maka selogan yang ia selalu sampaikan iala "mari saling menyembuhkan sesama manusia" harapanya ialah dapat memberikan suatu pendekatan sederhana mengurangi tingkat stress maupun perasaan-perasaan yang sering kerap kali dirasakan oleh kalangan mahasiswa dan remaja masa kini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun