Mohon tunggu...
Hisyam Abdu Azizan
Hisyam Abdu Azizan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

My name is Hisyam Abdu Azizan. I come from Brebes, Central Java. Now I am studying at the Muhammdiyah University of Yogyakarta with a Bachelor's degree in International Relations

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontribusi Pemikiran Politik Islam dalam Hubungan International

28 Juni 2024   20:38 Diperbarui: 28 Juni 2024   20:52 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemikiran politik Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya, dan memberikan landasan moral dan normatif bagi berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan internasional. Dengan demikian, kontribusi pemikiran politik Islam semakin relevan di dunia yang semakin kompleks dan bersatu. 

Dalam artikel ini, beberapa aspek pemikiran politik Islam berdampak pada teori dan praktik hubungan internasional.

Beberapa prinsip dasar yang membentuk hubungan internasional adalah keadilan (Adl), perdamaian (Sulh), dan persaudaraan (Ukhuwwah). Ini adalah dasar pemikiran politik Islam. Konsep keadilan Islam mencakup komponen politik, sosial, dan ekonomi, dan diharapkan akan terlihat dalam hubungan internasional. Islam adalah agama yang mendorong penyelesaian konflik melalui cara-cara damai dan dialog, yang merupakan dasar diplomasi internasional. Semangat persaudaraan Islam juga dapat mendorong kerjasama dan solidaritas internasional yang lebih kuat. Ini menciptakan lingkungan yang baik untuk kerja sama dan kesejahteraan di seluruh dunia.

Melalui beberapa konsep dasar, pemikiran politik Islam menawarkan perspektif unik dalam teori hubungan internasional. Pertama, Islam menekankan betapa pentingnya moralitas dan etika dalam politik internasional, menantang pendekatan realis yang sering mengabaikan aspek moral dalam hubungan antarnegara. Metode ini menekankan bahwa hubungan internasional harus didasarkan pada keadilan dan kemanusiaan, bukan hanya kepentingan negara atau kekuatan. Kedua, perspektif Islam tentang kedaulatan berbeda dengan perspektif Barat. 

Menurut Islam, kedaulatan mencakup tanggung jawab moral dan sosial terhadap masyarakat internasional selain independensi dan kekuatan negara-negara diharapkan bertindak adil dan bertanggung jawab dalam kebijakan domestik dan hubungan internasional mereka. Ketiga, banyak orang salah memahami perspektif Islam tentang perang dan teori perdamaian, terutama konsep jihad. 

Dalam hubungan internasional, jihad seharusnya dipahami sebagai perjuangan untuk keadilan dan melawan penindasan, bukan sekadar konflik bersenjata. Islam mengutamakan perdamaian dalam hubungan antarbangsa karena mendorong penyelesaian konflik melalui cara-cara damai dan dialog. Dalam teori dan praktik hubungan internasional, perspektif ini menawarkan kerangka alternatif yang menekankan keadilan, tanggung jawab, dan perdamaian.

Negara-negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim telah menerapkan pemikiran politik Islam dalam kebijakan internasional mereka melalui berbagai cara yang mencerminkan prinsip-prinsip etika, moralitas, dan keadilan. 

Salah satu contoh yang nyata adalah dalam bidang diplomasi kemanusiaan, di mana banyak negara Muslim berpartisipasi aktif dalam penyelesaian konflik dan menyediakan bantuan kemanusiaan di seluruh dunia, menunjukkan komitmen mereka terhadap solidaritas dan kemanusiaan. 

Selain itu, keberadaan dan aktivitas organisasi seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menunjukkan kerja sama regional dan internasional. Organisasi ini menunjukkan upaya negara-negara Muslim untuk bekerja sama dalam menangani masalah politik, ekonomi, dan sosial yang mendesak, dan menjadi platform penting bagi negara-negara Muslim untuk menyuarakan kepentingan bersama dan memperkuat kerja sama antarnegara.

Selain itu, negara-negara Muslim sering berperan sebagai mediator dalam konflik internasional; mereka melakukan ini dengan memanfaatkan prinsip Islam seperti keadilan dan perdamaian untuk mendorong stabilitas dan penyelesaian konflik. Metode ini mengubah ide-ide dasar pemikiran politik Islam menjadi tindakan nyata yang berdampak positif pada diplomasi internasional.

Meskipun pemikiran politik Islam sangat membantu dalam hubungan internasional, ada banyak tantangan yang harus diatasi saat diterapkan. Salah satu masalah besar adalah perbedaan interpretasi ajaran Islam di antara negara dan komunitas Muslim, yang dapat menyebabkan perbedaan dalam praktik politik Islam di seluruh dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun