Mohon tunggu...
Yudo Adi
Yudo Adi Mohon Tunggu... -

Diluar sangkar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hana Risa Suba III

23 September 2011   01:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:42 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Brm brm brm”,

Kedua moge itu berhenti menyilang menghadang jalan Raito yang berjalan melewati jalan perumahan sunyi itu.

Preman berkacamata hitam itu membuka kacamatanya, menaruh kacamata itu di saku depan bajunya yang tertutup jaket hitam, memandangi Raito dengan tatapan tajam, sementara preman satunya membuang puntung rokok dan berjalan mendekati Raito.

Raito berjalan mundur berusaha menjauh dari kedua preman itu dengan kaki yang bergetar sedikit takut. Pada saat yang bersamaan, dari arah belakang kedua preman itu, seorang perampok yang mengenakan jaket kulit hitam sama dengan yang dipakai preman itu lari dari kejaran massa. Ketika berdekatan dengan preman itu, perampok tersebut melempar tas hasil rampokan ke pangkuan preman itu. Raito tak menyia-nyiakan kesempatan itu. ia berteriak dengan jarinya menunjuk ke arah kedua preman itu.

"KOMPLOTAN...KOMPLOTAN..."

Kedua preman itu bingung lalu ikut berlari. Perampok yang asli berlari berbelok ke arah kanan dan ke dua preman itu berlari berbelok ke arah kiri. Sementara massa terbelah menjadi dua untuk mengejar perampok dan preman yang berlari berlawanan arah itu. Ketika suasana sudah sepi, Raito dengan tenangnya melarikan diri dari TKP, tersenyum dan berbicara sendiri.

“ Dasar preman bodoh.”

Sementara kedua preman itu sembunyi dari kerumunan massa di balik tong sampah yang besar di balik gedung yang berhimpitan,

"Bodoh, kenapa kamu masih saja pegang tas itu!"

Preman yang satunya lalu melempar tas itu jauh dan jatuh di trotoar. Salah satu massa yang tahu dari mana arah tas jatuh langsung mengajak kawan-kawannya mengepung tempat persembunyian kedua preman itu. Mereka dihajar habis-habisan, sekalipun mereka memberikan perlawanan, namun, tubuh mereka tetap tak kuat menahan pukulan dan tendangan dari 25an orang. Sepuluh menit kemudian tiga orang Polisi datang menyelamatkan preman itu.

"Kalian salah keroyok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun