Mohon tunggu...
M. Historya Ayanda
M. Historya Ayanda Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kelahiran Teluk Bayur Sum-Bar, SD di Irian Jaya, SMP di Kalimantan Selatan, SMA di Jawa Timur, kuliah di Sulawesi Selatan, ber-istri Maluku dan kini bermukim di Depok Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inilah Alasan Mengapa Jokowi-Ahok Tak Layak Bagi "Warga DKI"

3 April 2012   04:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:06 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apa sih yang dapat dilakukan laki-laki dari Solo berperawakan kurus berwajah njawani itu untuk Jakarta Raya? Apalagi wakil yang disodorkan padanya seorang keturunan Tionghoa bernama Ahok yang datang dari pulau Bangka Belitong, pulau bopeng-bopeng yang, oleh kalangan warga DKI, akan dibayangkan sebagai lokasi pertambangan timah dan alhamdulillah kini sudah porak poranda akibat ditambang berpuluh tahun tanpa reklamasi  yang memadai.

Lelaki kurus dan pasangannya yang bermata sipit itu nampaknya tergolong manusia nekad, tak paham dan kenal dengan baik tipikal warga DKI yang heterogen, agresif dan raja tega. Aaaach....palingan mereka berdua akan mengalami tremor serta memilih mundur dalam beberapa bulan masa pemerintahannya, jika terpilih, akhirnya pulang kampung lebih baik mengurus usaha batik/mebel serta dagang klontong lagi hehe....

Eeeittssss....., nanti dulu. Apakah benar itulah semata-mata alasan mengapa kedua orang nekad ini tak pantas memimpin kota dengan penduduk sedikit lebih banyak dari New York ini? Berikut beberapa alasan yang sebenarnya mengapa mereka tak pantas memimpin DKI menurut kacamata "warga":

1. Ditangan Jokowi-Ahok, maka kelangsungan hidup para preman angkot/pasar, pak ogah, oknum petugas pemungut jatah jalanan, pengemis tandem bayi, tukang  ngamen, pemalak, pemakai jasa pelacur, pengusaha bermodal tas echolac yang ngantor di bawah pohon besar balai kota DKI, oknum PNS yang hoby-nya ngantor di tempat karaoke atau pijet tradisional/spa , AKAN SANGAT TERANCAM. Orang-orang seperti ini jelas tak akan mampu bertahan hidup dari sebuah sistem dan tata nilai yang tertata rapi, teratur dan taat aturan main.

2. Ditangan Jokowi-Ahok, maka kelangsungan hidup pengusaha-pengusaha karbitan tukang ngakal-ngakalin peraturan AKAN TERANCAM, sebab akan banyak aturan yang diterapkan secara ketat misalnya kewajiban UMR yang masuk akal, kewajiban pengadaan instalasi pengolahan limbah (IPAL), serta kewajiban terhadap lingkungannya atau CSR.

3. Ditangan Jokowi-Ahok, maka kenikmatan kehidupan bak selebritis para oknum pegawai dilingkungan pemda DKI AKAN TERANCAM. Para oknum PNS hedon, tukang selingkuh, raja kawin cerai, tukang palak, dsbnya harus merubah total gaya hidupnya yang ditopang dari uang hasil maling.

4. Ditangan Jokowi-Ahok, maka kehidupan istri-istri oknum PNS dan petugas AKAN TERANCAM. Yang tadinya acara shopping 2 kali seminggu, jalan-jalan keluar negeri sekali 2 bulan, perawatan meni-pedi, gurah ini itu :) , kencangin sana-sini dsbnya harus dihentikan. Dengan ukuran penghasilan mereka yang sebenarnya, maka lupakan saja gaya hidup selebritis seperti itu.

5. Ditangan Jokowi-Ahok, maka kehidupan anak-anak oknum PNS dan petugas juga TERANCAM HEBAT. Hang-out, gadget-gadget mahal ber-merk, tunggangan mobil keluaran terbaru tentu tak akan cocok dengan hitung-hitungan gaji bokap mereka, walau dihitung pakai komputer dengan prosesor paling mutakhir sekalipun  hehe...

Jadi saudara-saudara "warga DKI" yang tercinta, sekali lagi saya himbau: "Jangan pilih Jokowi-Ahok, jika tak ingin kenyamanan hidup anda sekalian selama ini akan terusik".......  :) :) :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun