Mohon tunggu...
Hisna Cahaya
Hisna Cahaya Mohon Tunggu... lainnya -

Uploader Berita website ber 'plat merah'

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Saya Ingin Pindah dari Liwa 2

20 September 2016   08:36 Diperbarui: 20 September 2016   08:42 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Berumah-tangga itu tentang saling menunjang. Satu sama lain harus saling bahu-membahu meringankan berbagai permasalahan, termasuk dalam hal perekonomian.

Kadang ada yang bertanya, “mengapa tidak berhenti bekerja sebagai PNS dan tingal di Tanjungkarang, mengurus anak?”

Saya sempat berpikir yang sama, mengapa tidak berhenti kerja saja, lantas mengurus anak di rumah. Tapi kemudian pemikiran saya sedikit ke masa depan. Kemudian, mengingat kembali keadaan hidup di masa lampau. Saya belajar.

Dulu orangtua saya bersusah-payah menyekolahkan kami—4bersaudara. Setidaknya dengan sekolah hingga jadi sarjana, kami memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan diharapkan meningkatkan kesejahteraan, minimal diri sendiri. Kemudian berimbas pada keluarga.

Untuk menyekolahkan kami hingga jadi sarjana, jangan tanya apa isi tudung saji di dapur. Syukur kalau ada nasi dan sambal. Sudah mewah kalau ada kerupuk dan tempe goreng. Soal sayur? Memetik tanaman rambat atau yang sengaja ditanam di pinggir atau belakang rumah.

Ibu saya berharap, salah satu dari kami ada yang jadi PNS. Maka, ketika ada pembukaan PNS, ibu saya yang lebih semangat. Waktu saya bilang tidak ingin jadi PNS, ada raut kecewa. Ibu saya membentangkan berbagai alasan agar saya mau mencoba ikut tes CPNS. Saya pikir, mungkin sebenarnya, doa ibu saya yang sangat menggebu, yang membuat nama saya tertera sebagai salah satu CPNS Lampung Barat.

Mengapa saya masih bertahan sebagai PNS? Alasannya bertambah. Bukan hanya soal keinginan ibu. Tetapi soal rumah-tangga. Meski suami juga bekerja, saya ingin membantu menunjang ekonomi keluarga. Hingga suatu hari, semoga ini bisa mempermudah anak kami mengakses dunia pendidikan, tanpa terlalu memikirkan soal iuran pendidikan. Ibu saya pernah bilang, kadang di dalam rumah tangga, ada hal-hal tidak terduga. Tidak selamanya suami-istri selalu sehat. Butuh saving dana.

Ada kebutuhan lain yang juga harus dipenuhi dalam rumah-tangga. Misalnya, soal ‘amplop’ kondangan, biaya pertemuan dengan sanak keluarga, biaya kumpul bersama teman. Apa iya kita tidak mau merogoh kocek untuk itu semua? Kemudian, hey, kami juga ingin berhaji. Ingin sekali.

Sekelumit dari sekian banyak alasan lain yang ada di benak, yang membuat saya berpikir seribu kali untuk berhenti jadi PNS. Meski, ada sedikit ruang di hati untuk kata “berhenti”.

Saya ingin pindah dari Liwa ke tempat yang lebih dekat. Agar setiap hari bisa memandikan dan menyikan gigi anak saya dengan kasa. Kemudian melihatnya berjalan sempoyongan hingga bisa berlari, setiap hari. Dekat dengan suami, sebagai tambatan hati. Bukankah hidup seperti itu lebih sehat bagi mental dan jiwa seorang istri-sekaligus ibu seperti saya. Dan tetap, saya bisa membantu perekonomian keluarga, sebagai salah satu implementasi dari tujuan berumah tangga yang saya yakini, yakni –untuk saling membagiakan.

Saya ingin pindah dari Liwa. Saya masih mengupayakannya. Kalian, tolong doakan percepatannya, ya!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun