Indonesia
Negeri yang katanya kaya raya
Benarkah ?
Indonesia
Negeri yang katanya zamrud di khatulistiwa
Benarkah ?
Tanya itu mungkin sering muncul
di benak manusia yang tak berdarah merah putih
Namun, tidak denganku
Karena aku, mengenal negeriku
Tak bohong jika negeriku, kaya alamnya,
dari Pulau We hingga Pulau Rote, dari sabang hingga Marauke
Tak bohong pula, ketika ku bilang negeri ku kaya akan budaya,
dari serambi mekah hingga pulau hitam, dari Aceh hingga Papua
Aku, lahir di tanah para pejuang
Dalam darahku, mengalir darah bangsa yang terjajah selama ratusan bahkan ribuan tahun
Hingga perpisahan menjadi bukti perjuangan tanpa pamrih
Perpisahan yang sungguh membawa negeri ke alam surga
Perpisahan dengan mereka yang tak sudi bagi bangsa untuk berlutut di hadapannya
Perpisahan yang indah, Merdeka…
Namun…
sejenak, ku tertunduk dan menangis
Melihat saudaraku banyak yang juga menangis
Aku tersadar…
Ternyata bangsaku, masih terjajah
Terjajah oleh kebodohan, kemiskinan dan kesengsaraan
Mungkin dahulu, Soekarno-Hatta menjadi bukti bakti
Tak hanya itu, darah pahlawan pun kian banjir di seluruh penjuru negeri
Siapa yang tak kenal
Bung Tomo, Jenderal Sudirman, Diponegoro, Imam Bonjol, bahkan Walisongo…
Bukan bohong, jika mereka sanggup berkorban sampai mati
Jika dahulu, penjajah bermain dengan senjata
Maka kini, penjajah bermain dengan ilmu dan harta
Jika dahulu, pejuang maju menyongsong bambu runcing sebagai senjata
Maka kini, ilmu dan hartalah yang berbicara dan bertahta
Tapi, apakah negeriku sekarang sudah punya itu semua ?
Indonesia…
Paradoks nyata tentang kisah sebuah negeri kaya namun sengsara
Pemimpinnya kini tak lagi peduli rakyatnya
Bahkan harta dunia sanggup tuk membeli kehormatan bangsa
Dunia pun tau, jika negeriku banyak penjahat yang berkuasa
Sungguh, aku malu pada Tuhan
Karena bangsa ini telah bobrok akhlak dan moral
Bahkan jauh dari nilai yang tertancap kuat sebagai panji dan identitas bangsa
Yang kata mereka, negeri ini negeri umat Muhammad, utusan Tuhan penutup akhir zaman
Aku ingin tertawa, tapi tak bisa tertawa
Aku ingin menangis, tapi air mataku tertahan
Aku ingin marah, tapi ku tak sanggup keluarkan
Karena jujur, aku masih cinta dengan negeriku..
Walau ia penuh ketidaksempurnaan, bahkan jauh dari kesempurnaan…
Tapi aku yakin, Tuhan masih sayang dengan negeriku
Karena negeriku masih punya segolongan manusia yang menyeru kebaikan
Walau sulit, tapi janji Tuhan kian dekat…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H