Jika kau mau tau
Maka aku ingin sedikit bercerita
Tentang sebuah kisah bernama pemuda
Dahulu, ruas-ruas jalanan mungkin sesak dengan aksi demonstrasi
Atau mungkin gedung-gedung pemimpin kita hampir roboh karena aksi anarki
Sejarah pun pernah merekam sebuah memori
tentang peristiwa adu nyawa yang berakhir tragis
Fenomena aksi yang menyebabkan ratusan jiwa tak bersalah mati bergidik tak sadarkan diri
Kisah di tahun 1998 yang bernama tragedi semanggi
Belum berhenti sampai disini
Namun, mari kuajak kau menyusuri sejarah di tahun 1928
Tentang kisah para pemuda yang mengucapkan sumpah kepada bangsa
Pengejawantahan hakikat berbangsa, berbahasa, dan bertanah air satu di bumi pertiwi
Dan masih di saat yang sama dan di bumi yang sama
Para pemuda kian sibuk mempersiapkan diri
Untuk belajar mengangkat senjata dan menyerang musuh
Berperang melawan para penjajah bangsa yang tak pantas untuk dihormati
Kisah tentang jutaan jiwa yang berkorban darah dan nyawa untuk syahid bersama negeri
Lalu, sejenak ku tengok mereka di zamanku
Sebuah pertanyaan hadir di lorong-lorong otakku
Masih adakah mereka hari ini ?
Jika kulihat di luar sana, banyak pemuda yang masih belum sadarkan diri
Hatinya membatu tak peduli lagi bangsa ini
Matanya seakan buta dari menyaksikan tubuh-tubuh rakyat yang menderita
Telinganya seakan tuli dari mendengar rintihan jiwa rakyat yang menangis
Kakinya seakan lumpuh dari gerak dan langkah tuk membela negeri merah putih
Mulutnya seakan bisu dari teriakan janji-janji kejayaan demi negeri ini
Namun, aku tak pesimis diri
Karena ternyata,
masih ada segelintir pemuda yang bersemangat di zamanku ini, kawan...
Mereka kini sedang menuntut ilmu bukan senjata
Mereka kini sedang berlatih memimpin dari sekedar menjadi pasukan
Mereka kini sedang belajar mendewasakan diri untuk siap menghadapi musuh bernama kebodohan
Jika dahulu, ruas jalanan sesak karena demonstrasi
Kini pemuda beraksi dengan kreasi dan prestasi
Jika dahulu gedung-gedung pemerintahan hampir roboh karena anarki
Kini pemuda aksi dengan keintelektualan diri
Bukan lagi saatnya dengan kekerasan
Bukan lagi saatnya kita darah-darahan
Tapi kinilah saatnya kita buktikan pada pemimpin kita disana
Bahwa pemuda adalah generasi penerus mereka
Yang memang pantas,
untuk membawa perubahan bagi bangsa dan tanah air ini
Indonesia, tunggulah kami !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H