EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA
Artikel Ilmiah
oleh : Hironimus Deo, S.Pd.
SMA Negeri 1 Pacar, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Menurut heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “ medium” yang secara harafiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials), komputer, dan intruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini terlihat adanya hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods).
Media adalah pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan, dengan demikian media merupakan wahana penyalur pesan. Nasional Education Association (NEA) atau Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Amerika (Sadiman dkk, 2002:6) mendifinisikan : ‘media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi.
Media salah satu alat komunikasi dalam menyampaikan pesan tentunya sangat bermanfaat jika diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran, media yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut disebut sebagai media pembelajaran. Heinich dkk (Arsyad, 2005:4) mengemukakan media media pembelajaran sebagai berikut: “Batasan medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media membawa itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran.
Fungsi dan Manfaat Media Sebagai Alat Peraga Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Fungsi media di dalam proses pembelajaran cukup penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran terutama membantu siswa untuk belajar. Dua unsur yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, yaitu metode dan media pembelajaran. Kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain. Pemilihan suatu metode akan menentukan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam pembelajaran tersebut, media pembelajaran tidak serta merta digunakan dalam proses pembelajaran, perlu analisis terlebih dahulu sebelum media pembelajaran dipakai dalam proses pembelajaran.
Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
a)Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b)Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.
c)Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-semata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila harus mengajar untuk setiap jam pembelajaran.
d)Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivtas lain sepertti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.
Keunggulan dan Kelemahan Media Audio Visual
Menurut Azhar (2002), teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melaui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor, film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi, pengajaran melaui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pendangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa.
Adapun beberapa keunggulan media audio visual dalam pembelajaran:
a)Menghemat prinsip fisik dan konkrit bagi pemikiran perseptif dan mengurangi respon verbal dari para siswa yang tidak mereka pahami maknanya.
b)Dapat membangkitkan perhatian siswa.
c)Menjadikan pengalaman para siswa tahan lama pengaruhnya.
d)Menghemat pengalaman nyata yang mendorong aktivitas pribadi para siswa.
e)Membantu berfikir yang sistematis dan kontinyu, khususnya gambar-gambar bergerak.
f)Memberikan andil dalam pertumbuhan makna dan menambah kekayaan verbal para siswa.
g)Menghemat berbagai macam pengalaman yang sulit diperoleh melalui alat atau sarana lain dan berusaha menambah efektivitas pengajaran.
Sedangkan, kelemahan media audio visual secara spesifik dibutuhkannya waktu yang lama untuk mempersiapkan sarana dan prasarana pada media tersebut, harga yang cenderung lebih mahal ketimbang media lain,bergantung pada daya listrik, tidak dapat menyala disembarang temapat, diperlukannya perangkat yang lebih canggih ketimbang media lain, dan dibutuhkannya ruang yang luas.
Apa Itu Menulis?
Menurut Tarigan (1979:21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak lansung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis haruslaah terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata. Ketrampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar. Sehubungan dengan hal ini, ada seorang penulis yang mengatakan bahwa “menulis dipergunakan, melaporkan/memberikan, dan memengaruhi; dan maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini bergatung pada pikiran, orgaisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.” (Morsey, 1976:122).
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang menjadi suatu pegangan yang sangat penting selain tiga aspek keterampilan berbahasa lainnya. Harus disadari bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang sangat langka dalam pembelajaran bahasa indonesia, ini diakibatkan, karena sulitnya minat dan keterampilan siswa dalam menulis serta dorongan guru untuk memotivasi siswa.
Teks Berita Dimata Pembaca
Teks berita menurut J.B Wahyudi (dalam buku Sudarman, 2008:76) berita adalah laporan tentang peristiwa-peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dapat dipulikasikan secara periodik.
Artinya bahwa laporan tercepat suatu berita merupakan laporan informasi atau kejadian penting yang harus disampaikan dengan benar, tidak memihak dan ojektif sehingga mendapat perhatian pembaca, pendengar atau pemirsa. Menurut Siregar (dalam Chaer, 2010:11) berita adalah kejadian yang diulang dengan menggunakan kata-kata. Sering juga dengan gambar, atau hanya berupa gambar-gambar saja. Sebuah berita biasanya memberikan gambaran suatu kejadian yang dituangkan didalam sebuah tulisan yang dapat dipahami oleh pembaca.
Beberapa pendapat di atas, bahwa berita adalah segala informasi atau kejadian penting yang dilaporkan oleh wartawan yang harus memperdepankan fakta atau tidak memasukan opini atau pendapat pribadi. Menulis berita tidaklah mudah, memerlukan perhatian, keterampilan dan latihan yang terus menerus. Menulis merupakan proses kreatif. Artinya, menulis itu merupakan sebuah yang dilakukan melaui tahapan yang harus dikejakan dengan mengarahkan keterampilan sehingga semuanya berjalan dengan efektif.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan dari berbagai aspek yakni; Pertama bagi guru hendaknya guru memperhatikan penggunaan model pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan secara teknik hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif bagi guru bahasa Indonesia dalam mengajarkan keterampilan menulis teks berita. Kedua bagi siswa hendaknya siswa selalu aktif dalam mengikuti pelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran menulis berita serta diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu yang diperoleh, agar menjadi siswa yang mandiri dan terampil. Ketiga bagi sekolah mengenai fasilitas, sarana dan prasarana yang belum cukup memadai. Namun, perlu ditekankan lagi bahwa fasilitas belajar tersebut masih perlu ditingkatkan keberfungsiannya agar menjadi pendukung penuh dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya yang berkaitan dengan proses pembelajaran menulis berita sehingga dapat mendukung peningkatan hasil belajar siswa.
Referensi
S, Sadiman. Dkk. 1996. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Azhar, Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Budiman. 1992. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa.
Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. Jakarta. Rineka cipta
Rusman. 2011. Teknologi dan Komunikasi dalam Pembelajaran. Bandung: SPs Universitas Pendidikan Indonesia.
Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudarman, Prayati. 2008. Menulis di Media Massa. Jogjakarta. Pustaka Pelajar.
Tarigan, Hendri Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Hendri Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampian Berbahasa. Bandung: Angkasa
Wahyudi. 2008. Menulis di Media Massa. Jogjakarta. Pustaka Pelajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H