Mohon tunggu...
Hirman Trihandoyo
Hirman Trihandoyo Mohon Tunggu... -

2013-2017

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Informasi Pengetahuan Teknologi

18 April 2014   04:03 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismilahirrahmanirrahim

Ketika IPTEK dijadikan salah satu parameter tolak ukur kemajuan bangsa yang besar, Indonesia sebagai salah satu 4 besar yang mempunyai tenaga Sumber Daya Manusia terbanyak di dunia belum mampu untuk mengembangkan kemampuan IPTEK nya, bahkan menjadi Tuan Rumah di negeri sendiripun belum sanggup. Ketergantungan akan barang impor dinilai sangat tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Hampir 80 juta unit telpon genggam di impor langsung dari produk luar untuk memenuhi hasrat kebutuhan yang tidak terlalu mendesak ini, disisi lain produk local terus tenggelam dan hanya mampu memenuhi tidak lebih dari 10 persen kebutuhan domestic. Tidak adanya grand design yang jelas serta tidak terprogramnya riset menjadi salah satu penyebab gagalnya perkembangan riset informasi teknologi di Indonesia.

Indonesia dinilai sebagai negara konsumtif terbesar. Industry teknologi pun hampir sama  kasusnya, sebagian besar investasi barang modal yang masuk berupa peralatan standar pabrik, mulai dari peralatan listrik bertegangan tinggi, turbin, boiler, distribution panel, conveyor, dump truck ukuran besar, kapal, fan besar, alat pemotong pertanian merupakan barang barang impor luar negeri. Akibatnya sangat dirasakan jelas, biaya produksi tinggi dan harga jual pun tinggi, efek yang paling dirasakan adalah oleh pekerja Indonesia sendiri, mereka digaji sangat murah akibat dari menutup biaya besar modal barang impor tadi.

Perlu adanya pengembangan riset dan teknologi sebagai upaya untuk menciptakan produk unggulan yang mampu merebut pasar domestic bahkan mampu membidik pasar global, namun tantangannya adalah pendidikan di indonesia yang masih rendah dan sulitnya akses informasi di daerah tertinggal serta perbatasan membuat sebagian masyarakat Indonesia “primitif” akan informasi teknologi yang sedang berkembang.

Hirman Trihandoyo

Kelompok 5 ( IPTEK )

SAC 2014

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun