Mohon tunggu...
Hireka Eric
Hireka Eric Mohon Tunggu... -

Hello! Keep updated with my posts on Blogger, hirekaeric.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Prof. Banyu Perwita: The JakPost Lagi-lagi Kecolongan!

8 Februari 2010   17:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:01 5702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_70666" align="alignleft" width="229" caption="Atas: Prof. AA. Banyu Perwita. Bawah (ki-ka): Richard Bitzinger, Catharin Dalpino, Muhadi Sugiono (Foto: berbagai sumber)"][/caption] Kasus plagiarisme yang dilakoni Prof. Banyu Perwita ternyata berkembang semakin serius. Sejumlah bukti terbaru ditemukan. Dan ironisnya, artikel-artikel hasil plagiat tersebut lagi-lagi telanjur dimuat di harian The Jakarta Post. Seorang Kompasianer telah mengajukan alat bukti berupa dua laporan side-by-side comparison. Berikut data selengkapnya: 1. Artikel "RI's defense transformation" yang diterbitkan di The Jakarta Post pada 14 Juni 2009. Artikel tersebut merupakan hasil plagiat karya Richard A. Bitzinger yang berjudul, "Defense Transformation and the Asia Pacific: Implications for Regional Militaries", diterbitkan di Asia-Pacific Center for Security Studies Volume 3 - No. 7, October 2004. Kompasianer dapat mengunduh side-by-side comparison di tautan ini: http://www.datafilehost.com/download-36f3b3d4.html 2. Artikel "The US growing interest in Southeast Asia" yang diterbitkan di The Jakarta Post pada 30 Juli 2009. Artikel tersebut merupakan hasil plagiat [1] karya Catharin E. Dalpino yang berjudul "Group Think: The Challenge of U.S.-ASEAN Relations", diterbitkan di The Asia Foundation, 2008; dan [2] karya Muhadi Sugiono yang berjudul "30-year Dialogue Relations and the Challenges Ahead", makalah seminar yang dipresentasikan di Yogyakarta, 29 Agustus 2007. Kompasianer dapat mengunduh side-by-side comparison di tautan ini: http://www.datafilehost.com/download-d8a6a607.html Dalam laporan side-by-side comparison tersebut, tampak sangat jelas bahwa Prof. Banyu Perwita menjiplak secara persis frase, kalimat, bahkan paragraf, dari ketiga artikel tersebut. Dengan turunnya laporan ini, berarti sudah enam karya orang lain yang ia bajak ke dalam empat artikel di The Jakarta Post. [baca berita sebelumnya di bawah] Pihak The Jakarta Post sendiri belum memberikan pengumuman resmi lainnya selain yang dimuat di website mereka pada 4 Februari 2010. Sementara itu, pihak Universitas Katolik Parahyangan juga belum memberikan keputusan resmi tentang sanksi atas Prof. Banyu Perwita. Secara pribadi, Rektor Unika Parahyangan Dr. Cecilia Lauw, sebagaimana diwawancarai oleh Media Parahyangan pada 5 Februari lalu, pun tampak bimbang untuk mensintesiskan "prinsip keadilan" dengan "prinsip cinta kasih". Kabar dari para "korban" di Filipina dan Singapura Kami telah mengadakan kontak dengan Prof. Rommel Banlaoi dan Dr. Aireen Baviera yang kedua artikelnya telah dibajak oleh Prof. Banyu Perwita [baca berita sebelumnya]. Melalui Facebook, mereka berterimakasih atas laporan side-by-side comparison yang kami kirimkan kepada mereka. Profesor Rommel Banlaoi dan Dr. Aireen Baviera saling mengenal satu sama lain, bahkan merupakan kolega dan teman baik di University of the Philippines. Namun, hanya Dr. Baviera yang pernah satu kali bertemu dengan Prof. Banyu Perwita beberapa bulan yang lalu. Sementara itu, Prof. Rommel Banlaoi berkata, "I will take appropiate action." Ucapan terima kasih juga diungkapkan Richard Bitzinger melalui Facebook. Dosen yang mengajar di S. Rajaratnam School of International Studies (salah satu sekolah pascasarjana di Nanyang Technogical University) ini berkomentar bahwa dirinya tidak mengenal Prof. Banyu Perwita. Sejauh yang ia tahu, Prof. Banyu pun tidak pernah meminta izin untuk meng-copy-and-paste artikelnya. "This IS pretty serious, and, yes, it IS plagiarism [...] I hope that something will be done to rectify this," ujarnya. ======================================= Baca reportase/artikel terkait sebelumnya (sesuai kronologi): Professor (Indonesia) Memalukan? Profesor Plagiator: Maling Teriak Maling Prof. Banyu Perwita: Keluar atau Lanjut? Prof. Banyu Perwita: Plagiat ini Bukan yang Pertama! Prof. Anak Agung Banyu Perwita: “It is not an Unintentionally Mistake Professor!”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun