Pada Triwulan III 2019, ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Barat naik 6,26% berdasarkan laporan media online (Suara NTB). Gubernur Provinsi dan Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah Dr. Zulkieflimansyah, S.E., M.Sc dan Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah. Mereka semua telah bersyukur dengan pertumbuhan ekonomi di Provinsinya karena berkat kerja keras semua pihak. Namun, Wakil Gubernur, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah juga tetap mengingatkan jangan sampai peningkatan pertumbuhan di Provinsinya membuat semua menjadi lengah. Karena, jika lengah sedikitpun akan membuat penurunan secara cepat. Selain itu juga, orang nomor 2 di Nusa Tenggara Barat itu juga mengatakan bahwasannya " semua sektor yang berkontribusi dalam peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan terus didorong." Ucapnnya.Â
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pendapatan regional/PDRB adalah nilai produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian di dalam suatu wilayah selama satu tahun (Sukirno, 1985). Sedangkan menurut Tarigan (2004), Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan masyarakat pada wilayah analisis. Tingkat pendapatan dapat diukur dari total pendapatan wilayah maupun pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut.
Dalam menganalisis sebuah region atau membicarakan pembangunan regional pasti juga akan membahas tingkat pendapatan masyarakat diwilayah tersebut. Parameter yang digunakan untuk mengukur peningkatan ekonomi di suatu daerah adalah yang terpenting meningkatnya pendapatan masyarakat.
Kemudian, peningkatan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan juga sangat terikat dengan pendapatan wilayah. Pendapatan wilayah haruslah bersangkut paut dengan peningkatan pendapatan masyarakat di wilayah tersebut, yaitu yang dimaksud adalah pendapatan rata-rata (income percapita) masyarakat, untuk itu perlu diketahui alat ukur dan metode yang dipakai untuk menetapkan besarnya tingkat pendapatan masyarakat.
Untuk menghitung pendapatan regional disebuah wilayah terdapat dua metode metode langsung dan tidak langsung.
a. Metode Langsung.
Metode ini menggunakan 3 pendekatan, di antaranya;
1. Pendekatan Produksi.
Pendekatan produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai produksi bruto sektor atau subsektor tersebut
2. Pendekatan Pendapatan.
Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi diperkirakan dengan menjumlahkan semua balas jasa yang diterima faktor produksi, yaitu upah dan gaji dan surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto.
3. Pendekatan pengeluaran.
Pendekatan pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri.
b. Metode Tidak Langsung.
Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik bruto dari wilayah yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, misalnya, mengalokasikan PDB Indonesia ke setiap provinsi dengan menggunakan alokator tertentu, Metode ini terkadang terpakasa digunakan karena adanya kegiatan usaha yang alokasinya ada dibeberapa wilayah, sedangkan pencatatan yang lengkap hanya dilakukan di kantor pusat.
Di Nusa Tenggara Barat, semua sektor yang berkontribusi dalam peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan terus didorong. Seperti sektor pertanian, selama ini menumbang kontribusi yang cukup besar dalam PDRB di NTB. Berdasarkan rilis BPS, ekonomi NTB triwulan III-2019 dibandingkan triwulan III-2018 tumbuh 6,26 persen.
Sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi NTB adalah sektor konstruksi, dengan kontribusi sebesar 29,41 persen. Sementara, pada triwulan III-2019 dibandingkan triwulan II-2019, ekonomi NTB tumbuh 1,42 persen. Pertumbuhan tertinggi dari sisi produksi disumbangkan oleh Industri Pengolahan. Kontribusinya mencapai 56,31 persen. Pada triwulan I s/d III 2019 terhadap Triwulan I s/d III 2018, ekonomi NTB mencatatkan pertumbuhan 3,70 persen. Kategori Konstruksi dengan sumbangsih 14,05 persen mencatatkan kontribusi tertinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H