Berada tidak jauh dari stasiun kereta Kebayoran Lama, berjalan kaki sekitar 100 meter, memasuki gang sempit dan banyak barang-barang bekas tempo dulu, di situlah Kampoeng Gallery berada. Koteka trip ke 14 kali ini membawa 10 Kompasianer menjelajah Kampoeng Gallery yang resmi disandang pada tahun 2013, walau sudah ada sejak 2010. Berawal dari koleksi benda-benda jadoel milik Ivan Moningka dan keluarganya yang cukup banyak dan sayang apabila tidak dimanfaatkan. Menurut Ivan, "Di dunia itu nggak ada sampah, yang ada cuma salah tempat aja," ujarnya ketika menerima kami di markasnya.
Melihat tempat Kampoeng Gallery ini memang rasanya seperti melihat benda-benda sampah yang berserakan di mana-mana, namun bedanya di Kampoeng Gallery ini Ivan menyulapnya menjadi tempat yang ngga cuma nyeni tapi juga enak buat kongkow bareng teman ataupun keluarga. Apalagi buat pecinta barang-barang jadoel, wah berasa surga deh karena ada banyak barang-barang yang mengingatkan kita akan nostalgia masa lalu. Ada radio, tape recorder, mesin tik, pemutar piringan hitam, kaset, CD (compact disc), novel-novel, poster, gitar, lukisan, dan masih banyak lagi.Â
Pada kesempatan kali ini, sebagai trip penutup tahun di bulan Desember, kami ngga cuma melihat benda-benda yang sepertinya tidak berguna tapi ternyata dapat dimanfaatkan. Mungkin tanpa disadari kita mempunyai beberapa barang jadoel yang teronggok begitu saja, namun alangkah lebih baiknya bila barang-barang tersebut lebih diperhatikan lagi. Seperti yang dilakukan oleh Ivan ini yang ternyata dari benda-benda jadoel, dapat mendatangkan rejeki nggak cuma bagi dirinya tapi juga bagi orang lain dan komunitas di sekelilingnya.
Walau terkesan jadoel, namun keberadaan Kampoeng Gallery ini cukup terkenal dan sempat viral di sosial media. Bukan cuma dari kaum generasi jadoel atau angkatan 70-90 an aja yang mendatangi tempat ini tapi juga banyak anak muda dari generasi Z. Mereka cukup menikmati tempat yang walau tidak berpendingin udara namun cukup membuat betah mereka dengan barang-barang yang mereka saja belum lahir tapi sudah ada. Selain itu, setiap Senin malam menampilkan live music yang dapat dinikmati, bahkan beberapa kali juga terselenggara acara-acara lain seperti diskusi dan teater.Â
Mengenai makanan dan minuman yang tersedia di Kampoeng Gallery, yang buka setiap hari dari pukul 11.00 - 23.00 WIB ini memang tidak seperti kafe-kafe yang lain. Mereka hanya sekedar menyediakan saja agar supaya pengunjung dapat menikmati sambil makan dan minum tapi tetap dengan rasa yang tidak mengecewakan dan harga terjangkau. Ketika kami mengunjungi Kampoeng Gallery ini, Pak Ivan sudah menyediakan demo kecil-kecilan terkait menu yang biasa dipesan oleh pengunjung yaitu Kebab Batman, Mie Ayam, dan Nasi Mozarella. Selain itu mereka juga menyediakan seduhan kopi ala Buatan Orang Rumah yang dapat pengunjung pesan.
Sebagai pemilik Kampoeng Gallery yang menyukai benda-benda seni dan jadoel, Ivan berharap dengan keberadaan tempat ini menjadi salah satu tujuan wisata bagi penyuka benda-benda jadoel. Ivan juga mempunyai misi untuk mengedukasi pengunjung terutama generasi muda untuk lebih mengenal literasi bahkan dari tempat berkumpulnya "sampah" yang ternyata mempunyai makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H