Film Lewat Djam Malam buah karya Asrul Sani yang disutradarai Usmar Ismail di tahun 1954 ini sempat mendapat Penghargaan Film Terbaik di FFI 1955.Â
Bukan itu saja, film klasik ini setelah direstorasi oleh National Museum of Singapore dan World Cinema Foundation yang bekerja sama dengan Yayasan Konfiden dan Kineforum Dewan Kesenian Jakarta ini berhasil ditayangkan di Seksi Cannes Classic, Festival Film Cannes 2 tahun setelah direstorasi.Â
Hal ini tentu saja membanggakan perfilman Indonesia dan menjadi salah satu alasan Yulia Evina Bhara yang akrab disapa Ebe selaku produser film untuk memproduksi film Lewat Djam Malam ini dalam sebuah seni pertunjukan silang media.Â
Selaku produser dari KawanKawan Media, Ebe melihat adanya tema kebangsaan dan kedaulatan individu dalam dunia modern di film Lewat Djam Malam yang patut untuk dipertunjukkan kembali dengan menggabungkan dua medium film dan seni pertunjukkan.Â
Mengambil judul Setelah Lewat Djam Malam, adaptasi film Lewat Djam Malam ini akan hadir dengan format baru berupa pertunjukan teater silang-media yang mempertemukan dan mendialogkan medium film dan seni pertunjukan dalam satu panggung.Â
Setelah Lewat Djam Malam ini akan dimainkan oleh sederetan aktor berbakat dan disutradarai oleh Yudi Ahmad Tajudin, sutradara teater yang tidak diragukan lagi kepiawaiannya di dunia teater Indonesia.
"Kerangka estetika pertunjukan ini bukan sekedar 'alih wahana', yang memindah ekspresi seni dari satu wahana ke wahana lain, tetapi 'silang-media', yang mempertemukan dan mendialogkan wahana, atau media, yang berbeda-beda sebagai satu kesatuan ekspresi," ungkap Yudi sang sutradara dalam acara konferensi pers Setelah Lewat Djam Malam yang diadakan pada Kamis (24/11) di Ruang Teguh Karya, Planetarium TIM lantai 2, Jakarta Pusat.
Pemilihan film Lewat Djam Malam ini untuk dipertunjukan salah satu alasannya juga selain adanya nilai-nilai pelajaran sejarah dan kemanusiaan serta bangsa yang dapat dipetik, juga karena ingin menampilkan hasil karya yang baru yang diharapkan dapat menjadi pengalaman tersendiri bagi para penonton dan juga pecinta seni pertunjukkan Indonesia. Hal tersebut tentunya disambut baik oleh Direktorat Perfilman, Musik dan Media Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, riset dan Teknologi.