Mohon tunggu...
Hipnu Maulana
Hipnu Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya Hipnu Maulana

Selanjutnya

Tutup

Financial

Financial Technology Dan Perkembangannya

27 Oktober 2024   19:32 Diperbarui: 27 Oktober 2024   20:37 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian Fintech

Financial technology, atau yang lebih dikenal sebagai FinTech, merupakan sebuah inovasi yang muncul dari perpaduan antara layanan keuangan dan teknologi digital. Transformasi ini telah mengubah secara signifikan model bisnis tradisional yang sebelumnya mengharuskan interaksi fisik antara penyedia jasa dan konsumen, serta penggunaan uang tunai dalam setiap transaksi. Dalam era konvensional, proses pembayaran sering kali melibatkan pertemuan langsung dan membawa sejumlah uang tunai, yang tidak hanya memakan waktu tetapi juga berisiko. 

Namun, dengan kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang komunikasi dan informasi, kini transaksi keuangan dapat dilakukan secara jarak jauh. Pengguna dapat melakukan pembayaran dalam hitungan detik melalui berbagai platform digital, termasuk aplikasi mobile dan situs web, tanpa perlu bertatap muka. Revolusi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan kenyamanan bagi konsumen, tetapi juga membuka peluang baru bagi berbagai model bisnis, seperti pembayaran peer-to-peer, pinjaman online, dan investasi berbasis teknologi. Dengan demikian, FinTech tidak hanya merubah cara kita bertransaksi, tetapi juga menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan terjangkau bagi masyarakat luas

Sejarah Perkembangan Fintech

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Arneris, Barberis, dan Ross, fintech sudah eksis sejak tahun 1886. Hal ini dipicu oleh kemajuan dalam perangkat komunikasi, seperti telegraf, serta inovasi dalam transportasi, seperti kereta api dan kapal uap, yang memungkinkan transfer informasi keuangan secara global. Pengembangan kabel transatlantik pada tahun 1866 dan sistem Fedwire di Amerika Serikat pada tahun 1918 menandai lahirnya sistem transfer dana elektronik pertama yang memanfaatkan telegraf dan kode morse. Pada tahun 1950-an, era kartu kredit dimulai, yang menjadi dasar bagi sistem pembayaran non-tunai modern. Diner's Club adalah pelopor dalam memperkenalkan kartu kredit pada dekade tersebut, diikuti oleh American Express pada tahun 1958, yang menandai dimulainya era baru dalam layanan keuangan. Setelah itu, fintech terus berkembang dan memperkenalkan berbagai inovasi, termasuk mesin ATM, bursa saham elektronik, komputer bank mainframe, dan bursa saham online. Meskipun teknologi baru ini meningkatkan infrastruktur keuangan dan dapat diakses oleh banyak orang, tidak semua masyarakat langsung bersedia untuk menggunakannya. Sebelum memasuki tahun 1990-an dan era internet, lembaga keuangan tradisional, seperti bank, mengalami pertumbuhan pesat dalam bidang fintech. Menurut Federal Deposit Insurance Corporation, jumlah cabang bank komersial meningkat dari sekitar 13.500 pada tahun 1950 menjadi lebih dari 83.000 pada tahun 2008.

Di akhir 1990-an dan awal 2000-an, perusahaan fintech berbasis online seperti PayPal mulai memasuki pasar. Namun, kehadiran mereka tidak dianggap sebagai ancaman bagi perbankan tradisional hingga terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008. Salah satu inovasi fintech yang signifikan adalah ATM (anjungan tunai mandiri), yang pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1961 dan di Indonesia oleh Bank Niaga pada tahun 1987, diikuti oleh Bank BCA pada tahun 1988 dan bank-bank lainnya. Namun, pada awalnya, nasabah belum terbiasa dengan penggunaan mesin ATM dan lebih memilih untuk melakukan transaksi secara langsung di loket bank. Diperlukan waktu sekitar satu dekade bagi masyarakat untuk beradaptasi dengan mesin ATM, berkat upaya edukasi yang terus menerus dari pihak perbankan. Perkembangan fintech di Indonesia berlanjut dengan diperkenalkannya layanan e-banking. Bank Internasional Indonesia menjadi yang pertama menggunakan layanan ini pada September 1988. Namun, Bank BCA yang kemudian mengambil langkah berani untuk mengoperasikan e-banking secara luas di Indonesia dengan layanan KlikBCA pada tahun 2001. Layanan ini menawarkan tingkat keamanan tinggi melalui enkripsi SSL 2048 bit dan perlindungan firewall di situs webnya. Menurut pakar pemasaran, Hermawan Kartajaya, meskipun BCA bukanlah bank pertama yang menawarkan layanan ATM atau internet banking di Indonesia, mereka adalah yang pertama melakukan edukasi sistematis tentang penggunaan kedua layanan tersebut. Proses edukasi ini berjalan dengan baik berkat penambahan mesin ATM dan layanan internet banking yang dilakukan secara terencana. Pada tahun 2000, Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diterapkan di pasar modal Indonesia, dan pada tahun 2002, Bursa Efek Jakarta mulai menerapkan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

Jenis - jenis Fintech

Di Indonesia terdapat beberapa jenis fintech yang sering dijumpai dan berguna untuk memberikan solusi keuangan bagi masyrakat. Berikut adalah jenis-jenisnya.

  1. Crowdfunding

Crowdfunding merupakan sebuah metode penggalangan dana yang memungkinkan individu ataupun kelompok untuk mendapatkan dukungan finansial dari banyak orang melalui platform daring terutama karena kemajuan teknologi finansial (fintech) dan internet yang memungkinkan orang untuk berkontribusi pada proyek atau idedari berbagai belahan dunia. Salah satu contoh startup yang menggunakan model crowdfunding ini adalah KitaBisa.com

  1. Microfinance

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun