Membaca berita di merdeka.com tentang keresahan Petani tambak usai singapura menghentikan impor kepiting, tgl 07 Desember 2014, dikarena diketemukan virus ketika kepiting diolah. Isue ini sangatlah wajar ditanggapi dengan keresahan karena salah satu pangsa pasar kepiting petani di sekitar aceh dan sumatera utara adalah Singapura.
Dalam catatan Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I), Ketua AP5I pak Thomas Darmawan, bahkan mengatakan trend konsumsi kepiting dunia meningkat dan transaksi semester pertama tahun ini, volume ekspor kepiting melonjak 25,76 persen menjadi lebih dari 19 ribu ton senilai US$ 198 juta.
Kepiting sebagai bahan sup pengganti sirip hiu yang kena isu negatif, sangat diminati oleh Importer Importer USA, China, Hongkong, Italy, Korea, Jepang.... .
Selain didorong oleh peningkatan permintaan, peningkatan nilai ekspor kepiting juga didukung oleh kenaikan harga. Nilai ekspor kepiting tercatat naik 7,82 persen dari
US$ 183,7 juta atau setara Rp 2,09 triliun (kurs Rp 11.400) pada semester I tahun 2012 menjadi
USD 198,0 juta (Rp 2,25 triliun) pada semester I tahun 2013.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekspor kepiting dan produk olahannya mencapai 19.786 ton pada Januari-Juni 2013. Volume ekspor ini meningkat 25,76 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 15.733 ton.
Saat ini USA menjadi negara tujuan ekspor kepiting terbesar selain, Hongkong/China,Belanda , Italy dll. dalam laporan BPS tahun 2010,2011,2012 tercatat
USA : USD 242,558.90
Italy: USD 109,888.1
China: USD 86,614.40