Sekedar usul ringan, mungkin seharusnya budaya menjual atau berdagang masyarakat Indonesia harus lebih di terapkan lebih dini, sejak memulai sekolah, buku buku pelajaran sekolah anak SD sedikit demi sedikit ada pergeseran nilai tentang Perdagangan di Pasar.
Dulu ketika saya masih kecil atau sekolah Dasar... setiap hari yang kami baca adalah cerita atau kalimat
" Ani ikut ibu pergi kepasar untuk membeli sayuran"
" Budi ikut pergi Bapak ke toko untuk membeli sepeda.."
dan cerita atau kalimat sejenisnya....
Bisa jadi dari pembelajaran seperti itu, akan menjadi cara pandang generasi waktu itu (hingga sekarang) bahwa "Membeli " berkonotasi status yang lebih, karena mempunyai daya beli., dan terciptalah cara pandang seperti hingga sekarang.. bahwa... kita memang Bangsa yang suka membeli...
Seandainya dulu... buku buku memuat cerita sebaliknya.." Ani ikut ibu ke pasar untuk menjual sayuran atau Budi ikut pergi Bapak ke toko untuk menjual sepeda.."Â Bisa jadi.. sekarang ini Bangsa Indonesia akan menjadi Masyarakat yang suka menjual/ berdagang , atau Bangsa yang suka menjadi Eksporter.
Sejak beberapa tahun yang lalu, hingga 3 tahun terakhir ( 2012 - 2014) , berdasarkan data dari BPS,Neraca Perdagangan Indonesia masih DEFISIT. Transaksi Ekspor Indonesia masih terus kalah dengan Transaksi Impor.
Kita patut memberikan apresiasi kepada Pemerintah yang terus menekan transaksi Impor untuk bisa menurun dari tahun ke tahun, namun sayangnya ternyata transaksi Ekspor juga terus menurun.
Variabel apakah yang menjadikan transaksi ekspor Indonesia menurun?
Mari kita ulas sedikit tentang prosedur Ekspor dan siapa yang bisa melakukan Ekspor.