Mohon tunggu...
Himma Ulya
Himma Ulya Mohon Tunggu... -

sedang belajar menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaza, Antara Kepentingan dan Keyakinan

21 November 2012   02:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:58 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Serbuan serangan Israel yang membabi buta beberapa pekan lalu telah mengguncang dunia internasional terlebih karena simpatikme masyarakat internasional terhadap korban warga sipil Palestina yang di dominasi oleh anak-anak dan perempuan. Naungan hukum internasional pun tak mampu melindungi warga palestina yang tergempur oleh serbuan peluru dan bom yang terus menguhujaniwilayah tersebut. Gaza merupakan wilayah yang menjadi pemisah antara israel palestina akibat perang yang terjadi kurang lebih daripuluhan tahun yang lalu.

Kerugian yang dirasakan warga palestina terhadap israel suda tidak dapat diperhitungkan lagi. Bagaimana tidak, Israel telah merampas tanah air warga Palestina dan bertindak semena-mena terhadap warga muslim di tanah palestina. Gempuran Israel terhadap palestina tak lebih hanya kepentingan dan egoisme belaka dengan mengatasnamakan agama sebagai alasan dan menjadikannya sebagai bensin untuk mengobarkan semangat hawa nafsu mereka. Karena rasa ingin mengusai dunia tertanam dijiwanya akibat trauma yang terjadi pada abad ke 19 yakni adanya perintah untk membasmi bangsa yahudi di muka bumu ini melalui Holocaust oleh bangsa Eropa.

Sangat jelas terlihat bahwa israel tak lebih berperang hanya untk kepentingannya sendiri demi mencapai apa yang ia inginkan. Alasan keyakinan bahwa kota yerussalam merupakan kota sejarah bangsa yahudi yang harus dipertahankan agar mereka bisa beibadat setiap saat adalah salah satu dari beberapa alasan yang hanya mereka pakai untuk sekedar menjelaskan pada dunia bahwa yaerussalem merupakan kota suci bagi bangsa yahudi sehingga menghalalkan segala cara untuk mengusainya. Entah itu melalui perang maupun serbuan peluru udara tanpa ada rasa kasihan terhadap sesama manusia.

Di belahan bumi yang berbeda beberapa kaum yahudi sangat mengecam tindakan israel terhadap palestina yang sangat tidak berperilaku kemanusiaan. Meskipun termasuk dalam etnik yang sama yaitu bangsa yahudi, mereka lebih memilih untuk hidup berdampingan dengan damai tanpa adanya kekerasan dalam memuliakan agamanya. Seharusnya masyarakat internasional tahu bahwa yahudi dan Israel sangat berbeda. Israel lebih agresiv dalam eksistensinya di dunia internasional atas nama sebuah negara yang sah bukan lagi alasan keyakinan.

Melihat sejarahnya negara isreal merupakan sekumpulan bangsa yahudi yang ingin membuat negara sendiri dengan alasan tanah yang dijanjikan. Rasionalnya mereka bisa saja hidup berdampingan dengan orang muslim yang telah dahulu menempati tanah yang dijanjinakan itu tanpa harus melakukan tindakan kekersan. Seakan-akan israel ingin mghapus semua etnis muslim yang ada di tanah yang katanya merupakan tanah yang dijajnjikan. Karna pada dasarnya maunusia memiliki sisi baik, sisi buruk muncul karena ego dan hawa nafsu di kuatkan untuk menguasai sesuatu yang di inginkan.

Begitu juga dengan para Pemimpin Israel yang terobsesi untuk membuat sebuah negara agar eksistensinya diakui oleh dunia bahwa mereka adalah para pemimpin yang dapat mengubah sejarah dunia dengan mengorbakan warganya untuk berperang dengan di bodohi oleh latar belakang keyakinan yang harus diperjuangkan. Karena pada dasarnya kebijakan suatu negara dalam melakukan sesuatu tindakan (Perang, Diplomasi,Agrsi dan Intervinsi) terganutung pada keputusan para pembuat kebijakan suatu negara.

Melihat hal ini, dapat disimpulkan bahwa Israel melakukan agresi terhadap Palestina hanya berupa bentuk kepentingan para penguasa Israel saja untuk eksistensinya di kancah internasional, bukan berdasarkan pada keyakinan yang mereka dengungkan selama ini. Untuk itu Perlu diperhatikan dengan jelas. Sebenarnya apa yang hendak di capai oleh bangsa Israel? alasan keyakinan atau hanya kepentingan semata?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun