Mohon tunggu...
himma aulia
himma aulia Mohon Tunggu... Penulis - Student at Airlangga University

Researcher

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Masyarakat Dalam Penanggulangan Penyakit Mpox

30 September 2024   11:09 Diperbarui: 30 September 2024   11:17 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mpox pertama kali ditemukan tahun 1958 di Denmark ketika ada dua kasus seperti cacar pada koloni kera yang dipelihara untuk penelitian, sehingga cacar ini dinamakan "Cacar Monyet atau mpox". Mpox (monkeypox) merupakan emerging zoonoses yang disebabkan oleh monkeypox virus (MPXV). Mpox adalah virus DNA untai ganda dengan dua klade genetik yang berbeda dengan potensi penularan dari manusia ke manusia, terutama melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, bahan lesi atau fomites (misalnya linen yang terkontaminasi). Mpox memiliki gejala sangat mirip dengan kasus smallpox, namun mpox menyebar secara spradis dan menjadi endemis di beberapa wilayah di Afrika, terutama di Afrika Tengah dan Barat. Penyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung 2 -- 4 minggu, namun bisa berkembang menjadi berat dan bahkan kematian (tingkat kematian 3 -- 6 %).

Infeksi mpox dimulai dengan ruam yang mungkin terletak di dekat alat kelamin atau anus. Ruam juga dapat muncul di area tubuh lainnya, tergantung pada rute penularannya. Ruam tersebut akan melalui beberapa tahap sebelum sembuh dan kemungkinan akan terasa nyeri atau gatal. ruam bisa saja muncul terlebih dahulu atau terkadang gejala seperti flu akan terlihat sebelum ruam. Spektrum penyakit dari ringan hingga berat dan dapat berakibat fatal tergantung bagaimana status kesehatan awal pasien terhadap respons imun, vaksinasi sebelumnya, atau adanya penyakit bawaan, dan juga rute orang tersebut tertular mpox.

Sejak kemunculannya secara global pada Mei 2022, kasus mpox terus bertambah dengan stabil. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengumumkan data kasus monkeypox (Mpox) tahun 2024 di Indonesia, terdapat 88 kasus konfirmasi mpox. Secara rinci, kasus tersebar di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus konfirmasi, Jawa Barat 13 kasus konfirmasi, Banten 9 konfirmasi, Jawa Timur 3 konfirmasi, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 konfirmasi, dan Kepulauan Riau 1 konfirmasi. Jika dilihat trend mingguan kasus konfirmasi mpox di Indonesia dari tahun 2022 hingga 2024, periode dengan kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023.

Banyaknya kasus yang terjadi di dalam maupun di luar Indonesia dapat terjadi karena salah satu penyebabnya adalah banyak masyarakat yang masih belum mengetahui gejala mpox dan mungkin tidak tahu cara melindungi diri dari penyakit tersebut. Kemudian kurangnya informasi tentang edukasi mpox ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari pertolongan medis, yang bahkan dapat berakibat lebih parah. Selain itu, sering terjadi kesalahpahaman mengenai penyakit ini, kesalahpahaman seperti mpox bukanlah penyakit serius atau tidak umum terjadi. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya kepedulian terhadap penyakit mpox dan keengganan mengambil tindakan untuk melindungi diri dari infeksi. Terlepas dari tantangan-tantangan ini, betapa pentingnya untuk menyadari peran kesadaran untuk menciptakan suatu kesehatan masyarakat dalam mengatasi masalah mpox di Indonesia dan Asia tenggara. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai gejala-gejala penyakit mpox dan mendidik masyarakat tentang cara melindungi diri dari infeksi mpox.

Oleh karena itu, kunci utama untuk mengurangi penyakit mpox ini adalah dibutuhkannya kontribusi masyarakat dalam pencegahan penyakit mpox. Beberapa tindakan yang dapat diterapkan adalah yang pertama, hindari kontak langsung atau provokasi hewan penular mpox yang diduga terinfeksi mpox, seperti hewan pengerat, marsupial, primate non-manusia (mati atau hidup). Yang kedua, hindari mengonsumsi daging yang diburu dari hewan liar. Yang ketiga, biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar. Yang terakhir, pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala mpox.

KATA KUNCI: Infeksi, Mpox, Penyakit

DAFTAR PUSTAKA

Amer , F., Khalil, H. E. & Abdelnasser, M., 2023. Mpox: Risiko dan pendekatan pencegahan. National Library of Medicine, 16(6), pp. 901-910.

Budiyarto, L., Sabila, A. A. & Putri, H. C., 2023. INFEKSI CACAR MONYET (MONKEYPOX). Jurnal Medika Hutama, 4(2), pp. 3225-3236.

Lu, J., Wang, C. & Yin, L., 2023. Mpox (formerly monkeypox): pathogenesis, prevention and treatment. Nature, 8(458), pp. 1-15.

           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun