Mohon tunggu...
himma aulia
himma aulia Mohon Tunggu... Penulis - Student at Airlangga University

Researcher

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Kesehatan Masyarakat melalui Sejarah dan Tantangan yang Telah Dihadapi

8 September 2024   23:29 Diperbarui: 8 September 2024   23:31 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kesehatan masyarakat di Indonesia dimulai sejak pemerintahan Belanda pada abad ke-16, dimulai dengan adanya upaya pemberantasan cacar dan kolera yang sangat ditakuti masyarakat waktu itu. Kesehatan masyarakat pada saat itu memang diartikan sebagai upaya untuk mengatasi masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan.

Kemudian pada akhir abad ke-18, seiring dengan ditemukannya bakteri penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan kesehatan masyarakat difokuskan pada pencegahan penyakit melalui perbaikan sanitasi. Pada awal abad ke-19, kesehatan masyarakat sudah berkembang menjadi integrasi antara ilmu sanitasi dan ilmu kedokteran, yang merupakan gabungan antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam perkembangan selanjutnya, kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi terpadu antara sanitasi, pengobatan, dan ilmu sosial.

Memasuki abad ke-20, pada tahun 1925 hingga 1935-an, terjadi perubahan signifikan dalam meningkatkan upaya-upaya kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia terutama dalam hal penyuluhan kesehatan, peningkatan tenaga kesehatan melaui pendidikan kedokteran, serta pengendalian penyakit menular seperti pes. Meskipun masih terbatas, langkah-langkah ini menunjukkan adanya perhatian pemerintah kolonial terhadap kesehatan masyarakat Indonesia masa itu. Setelah kemerdekaan, selama periode revolusi fisik tahun 1948 hingga 1949 penanganan kesehatan masyarakat di Indonesia boleh dikatakan berhenti sama sekali. Seluruh kegiatan bangsa Indonesia hanya diarahkan untuk menghadapi kembalinya invasi bangsa Belanda.

Pada tahun 1950 setelah selesai dari kesibukan clash fisik pada tahun 1949, Indonesia mulai diterima bergabung ke dalam organisasi kesehatan dunia oleh WHO dan UNICEF. Dengan masuknya Indonesia sebagai anggota lembaga kesehatan internasional, maka perkembangan usaha kesehatan masyarakat di Indonesia mulai mengalami peningkatan kembali dan dengan berbagai dukungan serta bantuan sektor swasta dan pemerintah, maka memungkinkan kita menata kembali program kesehatan masyarakat di tanah air. Konsep health center dikemudian hari lebih dikenal dengan sebutan puskesmas, yang selalu diikuti WHO dalam mengembangkan kesehatan masyarakat. Penerimaan puskesmas kemudian memacu munculnya UU tentang pokok-pokok Kesehatan no.9 Tahun 1960. Bahkan UU No.9 ini ikut melahirkan peraturan pemerintah tentang desentralisasi penyelenggaraan usaha-usaha kesehatan masyarakat di daerah tingkat I dan tingkat II, yaitu yang mengatur tentang desentralisasi usaha-usaha kesehatan rakyat tidak lagi semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, namun sebaliknya ikut menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Tahun 1951 oleh Dr. Leimena dan Dr. Patah diperkenalkan Konsep Bandung, intinya pelayanan kuratif (pengobatan) tak ada artinya tanpa preventif (pencegahan). Pengobatan dan pencegahan harus dilakukan bersama-sama. Tahun 1956 Dr. Sulianti Saroso merintis "Proyek Bekasi" sebagai proyek percontohan sekaligus tempat pelatihan pelayanan kesehatan terpadu (kesehatan masyarakat) di Indonesia. Tahun 1957 dikembangkan 8 wilayah pengembangan kesehatan masyarakat, sebagai penerapan Konsep Bekasi.

Pada tahun 2000 hingga 2019 tantangan kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh Indonesia semakin rumit, penyakit menular seperti HIV-AIDS dan tuberkulosis masih menjadi ancaman serius. Tidak hanya penyakit menular, penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung juga kian meningkat. Wabah yang terjadi hingga melanda dan menggemparkan seluruh dunia adalah COVID-19. Dari berbagai permasalahan yang ada, program terus diupayakan oleh pemerintah untuk mengendalikan dan mengatasi masalah-masalah tersebut.

Oleh karena itu, peran tenaga kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan sebagai upaya pencegahan. Masyarakat juga harus terlibat aktif dalam upaya pencegahan. Sejauh ini perkembangan kesehatan masyarakat di Indonesia telah mengalami banyak kemajuan pesat seiring dengan peningkatan program kebijakan, dan infrastruktur kesehatan. Upaya pemerintah seperti jaminan kesehatan dalam program BPJS, peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya untuk  rumah sakit. Harapan kedepannya, kesehatan masyarakat dapat menjadi jembatan sebagai upaya mendorong program kesehatan menjadi lebih berkembang dan dapat memberikan kualitas terbaik pelayanan Indonesia.

KATA KUNCI: Evolusi, Kesehatan, Masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Amelia, F., 2021. Sejarah kesehatan masyarakat. Jurnal Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, pp. 1-13.

FK-KMK-UGM, 2016. Demam Berdarah Dengue: Tantangan Indonesia. https://fkkmk.ugm.ac.id/demam-berdarah-tantangan-indonesia/[online]. (diakses tanggal 8 September 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun