Di era yang serba canggih seperti saat ini, teknologi telah berkembang pesat. Hal tersebut telah memberikan banyak kemajuan serta kemudahan bagi kehidupan manusia. Segala kegiatan dapat dengan mudah dilakukan hanya memanfaatkan computer dan internet. Melalui hal tersebut, segala jenis informasi dapat tersebar luas secara mudah.Â
Di era revolusi 4.0 semua informasi dapat diperoleh dengan realtime dan cepat dimana saja kapan saja. adanya mesin pencarian atau search engine membatu seseorang menari bahan rujukan yang diinginkannya secara cepat. Hal ini karena informasi dan interaksi antar media telah terdigitalisasi oleh kemajuan teknologi. Oleh karena itu, individu dituntut untuk menguasai literasi digital agar tidak terseret oleh ketertinggalan.
Kampanye literasi digital telah banyak digembor-gemborkan kepada masyarakat agar tidak mengalami kesalahan dalam menyelami dunia digital. Literasi digital sendiri adalah suatu kemampuan untuk mendapatkan, memahami, dan menggunakan infromasi yang berasal dari berbagai sumber dalam bentuk digital. Dalam konteks pendidikan, literasi berperan untuk mengembangkan pengetahuan seseorang pada materi pelajaran tertentu serta mendorong rasa ingin tahu dan mengasah kreativitas yang dimiliki (Naufal 2021).
Dengan menguasai literasi digital seseorang memiliki kemampuan untuk mengolah dan memahami informasi untuk dipelajari dan dipahami, dengan demikian seseorang memungkinkan lebih mudah untuk mengakses informasi. Literasi digital juga sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ledakan informasi yag terus meningkat di dalam berbagai search engine.Â
Masyarakat saat ini dihadapkan dengan perkembangan teknologi yang pesat, sekaligus dituntut untuk memilah dan memilih informasi yang sesuai keadaan sebenarnya. Banyaknya paparan informasi dari media terkadang menjadikan fakta simpang siur sehingga banyak muncul berita hoax. Hal tersebut menimbulkan keraguan dan lebih parahnya dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Kecepatan digitalisasi yang tidak diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang memadai menyebabkan berbagai ketimpangan dan permasalahan baru.
Kemampuan yang Harus Diasah untuk Mengasah Kemampuan Literasi DigitalÂ
Budaya literasi digital sangat perlu dimantapkan untuk saat ini dan kedepannya. Digitalisasi perlu diimbangi dengan kemampuan litersi digital agar mampu menelaah infromasi melalui tulisan, suara, gambar, maupun video yang beredar di berbagai platform.Â
Skill yang perlu diasah untuk memantapkan budaya literasi digital ini antara lain kemampuan berpikir kritis, keterampilan fungsional dalam hal teknologi, kesabaran dan ketelitian, dan kemampuan interaksi dan komunikasi.Â
Berpikir kritis membuat seseorang akan bertanya apa, mengama, dan bagaimana sesuatu terjadi dan sehrusnya terjadi. dengan berpikir kritis seseorang akan lebih berhati-hati dan memikirkan berulang kali untuk mengambil suatu keputusan, termasuk dalam mencerna ribuan informasi yang banyak beredar. Selain itu, umat islam juga diajarkan untuk selalu bijak dalam segala hal, termasuk dalam menyusuri dunia digital. Dalam belajar literasi digital umat muslim diharapkan mengimplementasikan sifat wajib nabi yaitu shiddiq, amanah, tabligh, fathanah.
Peran Antropolog Muslim dalam Peningkatan Budaya Literasi di Era Digital.Â
Penguatan budaya literasi digital memperlukan peran berbagai pihak untuk mengedukasi masyarakat agar tidak terjerumus dalam belenggu kesesatan. Salah satu peran ini yaitu dipegang oleh antropolog muslim. salah satu antropolog muslim yang berkiprah dalam dunia pendidikan dan telah menerbitkan berbagai karya berupa artikel, jurnal, dan buku-buku diberbagai media adalah Prof. Dr. Irwan Abdullah.