Mohon tunggu...
HIMMA STIE BPD JATENG
HIMMA STIE BPD JATENG Mohon Tunggu... -

salam kebanggaan bersama...AKSI !!!

Selanjutnya

Tutup

Money

Usaha Ayam Petelur “Teddy Farm”

22 Maret 2013   03:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:25 4022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa Manajemen (HIMMA) 2013-2014 STIE Bank BPD Jateng telah melakukan survey penelitian terkait usaha ayam petelur yang berada di kawasan Pawening Jati Kecamatan Mijen, Semarang. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2013. Tujuannya yaitu agar kami dapat menggali informasi sebanyak mungkin tentang usaha milik keluarga Pak Teddy baik dari segi manajemen sumber daya manusia, pemasaran, keuangan, maupun bagian produksi.

Hampir  5 tahun lamanya, usaha ini berjalan dan milik perorangan. Sebelum perusahaan tersebut didirikan tentunya ada persetujuan dari pihak RT, RW, Kecamatan dan penduduk warga sekitar. Luas lahan yang mencapai 1,5 ha dapat menampung 8 kandang ayam Isa, dimana 6 kandang semi permanen dan 2 kandang kawat baterai. Populasi ayam saat ini mencapai 25000 ekor. Dalam proses costing pemberian pakan ayam cukup 3 kali sehari. Kadar prosentase pakan seperti jagung 50%,  katul 15%, protein 18% dan konsentrat 35%. Tingkat output telur bisa mencapai 1,2 ton/hari. Saat proses peremajaan ayam berakhir 18 bulan, maka kami akan membeli bibit ayam Isa baru di CV. Charoen Pokphan Group, Surabaya.  Nantinya proses produksi telur yang telah ditimbang dimasukan ke peti gudang, kemudian disortir atau dipacking, lalu ditumpuk dan terakhir siap untuk dijual. Untuk harga ayam Isa kandang semi permanen kurang lebih Rp 85.000/ekor dan kandang kawat baterai Rp 125.000/ekor.

Komoditi usaha ayam petelur Pak Teddy telah memiliki pelanggan sebanyak 6 agen ditambah dengan Pabrik Sari Roti dan Swiss. Nantinya kami yang akan mengantarkan telur-telur ke tempat agen berdasarkan pesanan yang mereka inginkan. Tentunya, para agen bisa membayar secara berkala yang penting bagaimana caranya kami bisa memasarkan dengan baik karena manajemen pemasaran disini memang terlihat gampang-gampang susah saat dihadapkan dengan  kondisi pasar yang sudah merajalela banyaknya, tutur Pak Yanto selaku pihak lapangan.

Beralih mengenai labor/tenaga kerja. Saat ini jumlah tenaga kerja yang ada mencapai 15 orang. Sebagian besar mereka adalah penduduk warga sekitar. Jam kerja dimulai pukul 07.00-16.00 WIB. Bagi karyawan wanita tugasnya ialah memberi makan ayam, membersihkan tempat minum, dan mengambil telur. Namun berbeda dengan karyawan pria yang notabene lebih berat seperti mengangkut telur ke gudang dan membersihkan kotoran di seluruh kandang yang nantinya diolah menjadi pupuk kompos dan dikirim ke Dieng menggunakan truk. Bagi karyawan baru tentunya perlu ada  training khusus selama 3 bulan. Dalam pemberian gaji karyawan training sebesar Rp 500.000/ bulan dan karyawan tetap Rp 800.000-Rp 900.000/ bulan. Bagi karayawan yang memiliki kinerja baik tentu saja akan diberikan insentif  berupa bonus. Maka dari itu karyawan harus dibimbing, diarahkan dan dipertahankan. Selain itu dampak yang terjadi jika karyawan mogok kerja dapat menimbulkan ayam-ayam stress bahkan mati karena adanya beda perlakuan. Kemudian jika adanya penurunan produksi, sesegera mungkin dari pihak lapangan meneliti dari pakan yang sudah habis atau masih sisa, selain itu bisa dari warna kotoran. Jika memang terbukti terdapat gejala penyakit seperti flu burung, mereka langsung memberikan vaksin injek suntik dan menyemprot kandang menggunakan dasin vektan. Kini, Petelur ayam Teddy Farm telah memiliki lubang khusus untuk mengubur ayam-ayam yang telah mati. Faktor terbesar ayam-ayam milik Pak Teddy mati biasanya dari cuaca yang tidak menentu. Ciri-cirinya seperti badan kurus, tidak mau makan, bulu berdiri, dan jengger terlihat pucat. Hal ini terus dipantau setiap saat agar populasi ayam Isa dapat berkembang dengan baik.

Dengan demikian perusahaan diharapkan bisa mendapatkan profit plan yang lebih baik, dapat mensejahterakan karyawan dan bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun