Mohon tunggu...
HIMIESPA FEB UGM
HIMIESPA FEB UGM Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada

Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi (HIMIESPA) merupakan organisasi formal mahasiswa ilmu ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada DI Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Alegori Sri Lanka: Cerita Hancurnya Negeri Ceylon

1 Desember 2022   15:12 Diperbarui: 1 Desember 2022   15:47 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sGambar 2. Konflik Civil War Sri LankaSumber: iPleaders

Author: Kefas Prajna Christiawan dan Nikolas Andika Haryo

Sri Lanka adalah sebuah negara pulau di benua Asia Selatan terletak di sebelah Tenggara India. Sri Lanka sendiri terkenal dengan hasil produksi komoditas yang diperdagangkan, seperti kopi, teh, kelapa, kayu manis, batu mineral, produk tekstil, dan beberapa komoditas rempah lainnya. Di sisi lain, Sri Lanka juga terkenal dalam menawarkan pesona alamnya sebagai destinasi wisata bagi turis  domestik maupun mancanegara, beserta dengan jasa-jasa penunjang lainnya. Oleh karena itu, acapkali Sri Lanka dijuluki sebagai 'Mutiara Samudra Hindia' atau Ceylon.

Gambar 1. Keindahan Negara Sri LankaSumber: iStockPhoto
Gambar 1. Keindahan Negara Sri LankaSumber: iStockPhoto
Namun, keindahan yang disebutkan tidak bisa sepenuhnya berkilau akhir-akhir ini. Di awal 2022 ini, bersamaan dengan meletusnya Perang antara Rusia dan Ukraina, Sri Lanka dilaporkan mengalami konflik dan masalah kemanusiaan yang diberitakan media secara massal terkait demo-demo. 

Krisis yang terjadi di Sri Lanka bisa diasosiasikan bahwa ini adalah krisis multidimensi, seperti krisis kemanusiaan, kepercayaan, politik, hukum, dan ekonomi. Menurut jurnal dari Statistical, Economic, and Social Research for Islamic Countries (SESRIC) (2017), krisis kemanusiaan adalah keadaan yang mengancam secara luas kehidupan manusia, keamanan, kesehatan, dan kesejahteraan. 

Kemudian, menurut mereka, ciri-ciri yang menandai krisis kemanusiaan adalah ketidakamanan pangan untuk masyarakat, kemiskinan yang semakin berakar, kerusakan lingkungan, ketidakstabilan politik, dan bakan wabah. Beberapa faktor tersebut jugalah yang mendorong terjadinya konflik sosial, baik horizontal maupun vertikal (SESRIC, 2017).

Terdapat beberapa masalah manajemen terhadap perekonomian, termasuk kesalahan kebijakan yang membuat kenaikan utang luar negeri, penurunan cadangan mata uang asing atau foreign currency, dan inflasi. Permasalahan ini didorong dari adanya kekeliuran kebijakan fiskal expansionary, yaitu penurunan penerimaan pajak serta overspending. Selain itu juga tedapat kebijakan moneter dengan mencetak lebih banyak uang. 

Sri Lanka juga mengalami disrupsi di kancah perdagangan internasional yang menyebabkan kesalahan kebijakan pemerintah lainya, seperti salah satunya larangan impor pupuk kimia sehingga muncul masalah pada biological farming. 

Perekonomian Sri Lanka yang ditopang sektor pariwisata mengalami kontraksi selama pandemi diperparah dengan adanya easter bomb attacks, tragedi pengeboman di Sri Lanka pada hari Paskah yang diledakan di sekitar gereja dan hotel pada tahun 2019 (Britannica), yang membuat wisatawan takut untuk mengunjungi Sri Lanka, dan diikuti oleh pecahnya pandemi Covid-19.

Sosial dan Politik Sri Lanka

Sri Lanka merdeka pada 1948 dari jajahan Kolonial Inggris, tetapi masih disebut negara Dominion Inggris hingga 1972. Demografi Sri Lanka, di mana kaum Sinhala adalah 75% dari total populasi memegang kunci politik pada kekuasaan Sri Lanka. Sedangkan, kaum Tamil adalah kelompok minoritas dengan jumlah sekitar 15% dari populasi yang dipinggirkan oleh kaum Sinhala. Kaum terakhir adalah Moor, sekitar 9-10% yang juga dikesampingkan oleh kaum Sinhala. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun